About

Carrot

Selasa, 20 Maret 2012

WIJAYA KUSUMA



Wijaya kusuma
(Epiphyllum anguliger)

Sinonim :

Familia :
Cactaceae

Uraian :
Wijayakusuma (Epiphyllum anguliger) termasuk jenis kaktus, divisi anthophita, bangsa opuntiales dan kelas dicotiledoneae. Jenis kaktus terdapat sekitar 1.500 jenis (famili). Tanaman kaktus dapat hidup subur di daerah sedang sampai tropis. Demikian juga tanaman wijayakusuma. Bunga wijayakusuma hanya merekah beberapa saat saja dan tidak semua tanaman wijayakusuma dapat berbunga dengan mudah, tergantung dari iklim, kesuburan tanah dan cara pemeliharaan. Pada umumnya tanaman jenis kaktus sukar untuk ditentukan morfologinya, tetapi wijayakusuma dapat dilihat dengan jelas mana bagian daun dan mana bagian batangnya, setelah tanaman ini berumur tua. Batang pohon wijayakusuma sebenarnya terbentuk dari helaian daun yang mengeras dan mengecil. Helaian daunnya pipih, berwarna hijau dengan permukaan daun halus tidak berduri, lain halnya dengan kaktus-kaktus pada umumnya. Pada setiap tepian daun wijayakusuma terdapat lekukan-lekukan yang ditumbuhi tunas daun atau bunga . Wijayakusuma dapat tumbuh baik ditempat yang tidak terlalu panas.

Nama Lokal :
Wijayakusuma (Indonesia);


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Luka;

Pemanfaatan :
1. Luka Bahan: 1 helai daun wijayakusuma Cara membuat: ditumbuk halus Cara menggunakan: dioleskan pada luka, kemudian dibalut verban.

Komposisi :
kandungan kimia : Tumbuhan wijayakusuma mempunyai daya ampuh untuk meredam rasa sakit dan mampu menetralisir pembekuan darah. Wijayakusuma juga memiliki daya yang dapat mempercepat masaknya luka abses. Komposisi kandungan kimia yang terdapat pada tumbuhan ini belum ada penelitian.

UBI KAYU



Ubi Kayu
(Manihot esculenta, Crautz.)

Sinonim :

Familia :
Euphorbiaceae

Uraian :
Ubi kayu (manihot esculenta) termaasuk tumbuhan berbatang pohon lunak atau getas (mudah patah). Ubi kayu berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi dari bekas pangkal tangkai daun, bagian tengahnya bergabus dan termasuk tumbuhan yang tinggi. Ubi kayu bisa mencapai ketinggian 1-4 meter. Pemeliharaannya mudah dan produktif. Ubi kayu dapat tumbuh subur di daerah yang berketinggian 1200 meter di atas permukaan air laut. Daun ubi kayu memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan, dan tiap tangkai mempunyai daun sekitar 3-8 lembar. Tangkai daun tersebut berwarna kuning, hijau atau merah.

Nama Lokal :
Cassava (Inggris), Kasapen, sampeu, kowi dangdeur (Sunda); Ubi kayu, singkong, ketela pohon (Indonesia); Pohon, bodin, ketela bodin, tela jendral, tela kaspo (Jawa);


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Demam, Sakit kepala, Diare, Cacingan, Mata kabur; Nafsu makan, Luka bernanah, Luka baru kena panas;

Pemanfaatan :
1. Reumatik a. Bahan: 5 lembar daun ubi kayu, 1/4 sendok kapur sirih. Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus. Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak/bobok pada bagian yang sakit. b. Bahan: 1 potong batang ubi kayu. Cara membuat : direbus dengan 5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 4 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. 2. Demam a. Bahan: 1 potong batang daun ubi kayu. Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. b. Bahan: 3 lembar daun ubi kayu. Cara membuat: ditumbuk halus. Cara menggunakan: dipergunakan sebagai kompres. 3. Sakit Kepala Bahan: 3 lembar daun ubi kayu. Cara membuat: ditumbuk halus. Cara menggunakan: dipergunakan sebagai kompres. 4. Diare Bahan: 7 lembar daun ubi kayu. Cara membuat: direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. Bila anak yang masih menyusui yang kena diare, ibunya yang meminum. 5. Mengusir cacing perut Bahan: kulit batang ubi kayu secukupnya. Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: diminum menjelang tidur malam. 6. Mata sering kabur Bahan: daun ubi kayu secukupnya. Cara membuat: direbus, diberi bumbu garam dan bawang putih secukupnya. Cara menggunakan: dimakan bersama nasi setiap hari. 7. Menambah nafsu makan Bahan: daun ubi kayu secukupnya. Cara membuat: direbus, diberi bumbu garam dan bawang putih secukupnya. Cara menggunakan: dimakan bersama nasi dan sambal tomat. 8. Luka bernanah a. Bahan: batang daun ubi kayu yang masih muda. Cara membuat: ditumbuk halus. b. Bahan: 1 potong buah ubi kayu. Cara membuat: diparut. Cara menggunakan: dibobokan pada bagian tubuh yang luka 9. Luka baru kena barang panas (mis. knalpot) Bahan: 1 potong buah ubi kayu. Cara membuat: diparut dan diperas untuk diambil airnya, dan dibiarkan beberapa saat sampai tepung (patinya = jawa) mengendap. Cara menggunakan: tepung (pati) dioleskan pada bagian tubuh yang luka.

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Ubi kayu mempunyai komposisi kandungan kimia ( per 100 gram ) antara lain : - Kalori 146 kal - Protein 1,2 gram - Lemak 0,3 gram - Hidrat arang 34,7 gram - Kalsium 33 mg - Fosfor 40 mg - Zat besi 0,7 mg Buah ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) : - Vitamin B1 0,06 mg - Vitamin C 30 mg - dan 75 % bagian buah dapat dimakan. Daun ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) : - Vitamin A 11000 SI - Vitamin C 275 mg - Vitamin B1 0,12 mg - Kalsium 165 mg - Kalori 73 kal - Fosfor 54 mg - Protein 6,8 gram - Lemak 1,2 gram - Hidrat arang 13 gram - Zat besi 2 mg - dan 87 % bagian daun dapat dimakan. Kulit batang ubi kayu mengandung tanin, enzim peroksidase, glikosida dan kalsium oksalat.

TURI



Turi
(Sesbania grandiflora (L.) Pers.)

Sinonim :
= Agati grandiflora, Desv.

Familia :
Papilionaceae

Uraian :
Turi umumnya ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias, di tepi jalan sebagai pohon pelindung, atau ditanam sebagai tanaman pembatas pekarangan. Tanaman ini dapat ditemukan di bawah 1.200 m dpl. Pohon 'kurus' berumur pendek, tinggi 5-12 m, ranting kerapkali menggantung. Kulit luar berwarna kelabu hingga kecoklatan, tidak rata, dengan alur membujur dan melintang tidak beraturan, lapisan gabus mudah terkelupas. Di bagian dalam berair dan sedikit berlendir. Percabangan baru keluar setelah tinggi tanaman sekitar 5 m. Berdaun majemuk yang letaknya tersebar, dengan daun penumpu yang panjangnya 0,5-1 cm. Panjang daun 20-30 cm, menyirip genap, dengan 20-40 pasang anak daun yang bertangkai pendek. Helaian anak daun berbentuk jorong memanjang, tepi rata, panjang 3-4 cm, lebar 0,8-1,5 cm. Bunganya besar dalam tandan yang keluar dari ketiak daun, letaknya menggantung dengan 2-4 bunga yang bertangkai, kuncupnya berbentuk sabit, panjangnya 7-9 cm. Bila mekar, bunganya berbentuk kupu-kupu. Ada 2 varietas, yang berbunga putih dan berbunga merah. Buah bentuk polong yang menggantung, berbentuk pita dengan sekat antara, panjang 20-55 cm, lebar 7-8 mm. Biji 15-50, letak melintang di dalam polong. Akarnya berbintil-bintil, berisi bakteri yang dapat memanfaatkan nitrogen, sehingga bisa menyuburkan tanah. Daun, bunga dan polong muda dapat dimakan sebagai sayur atau dipecel. Daun muda setelah dikukus kadang dimakan oleh ibu yang sedang menyusui anaknya untuk menambah produksi asi, walaupun baunya tidak enak dan berlendir. Bunganya gurih dan manis, biasanya bunga berwarna putih yang dikukus dan dimakan sebagai pecel. Daun dan ranting muda juga merupakan makanan ternak yang kaya protein. Turi juga dipakai sebagai pupuk hijau. Daunnya mengandung saponin sehingga dapat digunakan sebagai pengganti sabun setelah diremas-remas dalam air untuk mencuci pakaian. Sari kulit batang pohon turi digunakan untuk menguatkan dan mewarnai jala ikan. Kulit batang turi merah kadang dijual dengan nama kayu timor. Turi berbunga merah lebih banyak dipakai dalam pengobatan, karena memang lebih berkhasiat. Mungkin kadar taninnya lebih tinggi, sehingga lebih manjur untuk pengobatan luka ataupun disentri. Perbanyakan dengan biji atau stek batang.

Nama Lokal :
Turi, toroy, (Jawa). turi (Sumatera). tuli, turi, turing, ulingalo,; suri, gongo gua, kaju jawa (Sulawesi). tuwi, palawu, kalala; gala-gala, tanumu, ghunga, ngganggala (Nusa tenggara);


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sariawan, disentri, diare, scabies, cacar air, keseleo, terpukul, ; Keputihan, batuk, beri-beri, sakit kepala, radang tenggorokan; Demam nifas, produksi ASI, hidung berlendir, batuk, rematik, luka;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Kulit batang, bunga, daun, akar. KEGUNAAN: Kulit batang (terutama bagian pangkalnya): - Sariawan - Disentri, diare - Scabies - Cacar air - Demam dengan erupsi kulit Daun: - Keseleo - Memar akibat terpukul (hematoma) - Luka - Keputihan (fluor albus) - Batuk - Hidung berlendir, sakit kepala - Memperbanyak produksi ASI - Beri-beri - Demam nifas - Radang tenggorokan Bunga: - Memperbanyak dan memperlancar pengeluaran ASI - Hidung berlendir Akar: - Pegal linu (rheumatism) - Batuk berdahak PEMAKAIAN : Untuk minum: Kulit batang turi merah bagian pangkal sebesar ibu jari direbus. Pemakaian luar : Kulit batang secukupnya ditumbuk halus, untuk pemakaian setempat seperti scabies. Daun segar setelah ditumbuk halus, diikatkan pada bagian tubuh yang memar atau keseleo. CARA PEMAKAIAN: 1. Sariawan a. Kulit batang segar secukupnya diremas-remas dalam air, untuk kumur-kumur. Lakukan 3 kali sehari. b. Kulit batang sebesar ibu jari direbus, minum. Lakukan beberapa kali. 2. Sariawan, sakit tenggorokan : Daun secukupnya dicuci bersih lalu diremas-remas dalam air matang. Digunakan untuk kumur-kumur pada tenggorokan (gargle). 3. Radang tenggorokan : Segenggam daun turi merah direbus dengan air bersih secukupnya. Setelah dingin disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur. Lakukan kumur-kumur sebanyak 4 kali sehari. 4. Disentri berak darah: Kulit batang sebesar ibu jari dari pohon turi yang bunganya merah direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas, setelah dingin disaring, lalu diminum. Lakukan 2 kali sehari. 5. Kuku jari bengkak akibat tersandung atau terpukul: Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Taruh diatas kuku yang sakit dan kulit sekitarnya, lalu dibalut. Ganti 2-3 kali sehari. Bekukan darah dibawah kuku akan hilang dan sakitnya akan berkurang. 6. Keputihan: Segenggam daun turi putih dan kunyit sebesar ibu jari dicuci bersih lalu digiling halus. Tambahkan 3/4 cangkir air minum, diaduk merata lalu diperas dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari. 7. Batuk: Daun turi merah dan daun inggu masing-masing 1 genggam dicuci lalu ditumbuk halus, tambahkan air perasan sebuah jeruk pecel. Aduk merata, lalu diperas dan disaring, minum. 8. Batuk berdahak: Akar turi sebesar jari telunjuk dicuci bersih lalu digiling halus, tambahkan 1/2 cangkir air masak dan 1 sendok madu. Aduk sampai merata, lalu diperas dan disaring dengan sepotong kain. Minum. 9. Penambah ASI: a. Daun turi yang masih muda dikukus, dimakan sebagai lalab matang. b. Bunga dari turi putih dimasak, makan. 10. Pegal linu: Akar dari pohon turi berbunga merah secukupnya digiling halus, tambahkan sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur. Gosokkan kebagian badan yang sakit. 11. Cacar air, demam dengan erupsi kulit: Kulit batang sebesar ibu jari direbus dengan air secukupnya. Setelah dingin disaring, minum. 12. Hidung berlendir, sakit kepala: Segenggam daun dan bunga digiling halus, tambahkan 1/2 cangkir air masak. Aduk merata, lalu diperas dan disaring. Minum. 13. Demam nifas: Daun turi 1/3 genggam dicuci bersih lalu digiling sampai halus. Tambahkan 3/4 cangkir air minum dan sedikit garam. Diperas dan disaring, lalu diminum.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Bunga: Pelembut kulit, pencahar, penyejuk. Kulit batang: Mengurangi rasa sakit (analgetik), penurun panas (anti piretik), pencahar, pengelat (astringen), perangsang muntah, tonik. Daun: Mencairkan gumpalan darah, menghilangkan sakit, pencahar ringan, peluruh kencing (diuretik). KANDUNGAN KIMIA: Kulit batang: Tanin, egatin, zantoagetin, basorin, resin, calsium oksalat, sulfur, peroksidase, zat warna. Daun: Saponin, tanin, glikoside, peroksidase, vitamin A dan B. Bunga: Kalsium, zat besi, zat gula, vitamin A dan B

TERATAI



Teratai
(Nelumbium nelumbo Druce)

Sinonim :
= Nelumbiurn nuciferum, Gaertn. = N. speciosum, Wilid. = Nelumbo nucifera, Gaertn. = Nyrnphaea nelumbo, Linn.

Familia :
Nymphaeaceae

Uraian :
Tanaman air menahun yang indah, asli dari daratan Asia. Teratai dibudidayakan di perairan dan kolam, kadang ditemukan tumbuh liar di rawa-rawa. Tanaman air yang tumbuh tegak. Rimpang tebal bersisik, tumbuh menjalar. Daun dan bunga keluar langsung dari rimpangnya yang terikat pada lumpur di dasar kolam. Helaian daun lebar dan bulat, disangga oleh tangkai yang panjang dan bulat berdiameter 0,5-1 cm, panjangnya 75-150 cm. Daun menyembul ke atas permukaan air, menjulang tegak seperti perisai. Permukaan daun berlilin; warnanya hijau keputihan, tepi rata, bagian tengah agak mencekung, tulang daun tersebar dari pusat daun ke arah tepi, diameter 30-50 cm. Bunganya harum, tumbuh menjulang di atas permukaan air dengan tangkai bulat panjang dan kokoh, panjang tangkai bunga 75-200 cm. Diameter bunga 15-25 cm, benang sari banyak kepala sari kuning, mahkota bunga lebar, ada yang engkel dan ada yang dobel dengan warna merah jambu, putih dan kuning. Bunga mekar sehari penuh dari pagi sampai sore hari. Setelah layu, mahkota bunga berguguran sampai akhirnya tersisa dasar bunga yang akan menjadi bakal buah, bentuknya seperti kerucut terbalik dengan permukaan datar semacam spons dan berlubang-lubang berisi 15-30 biji, warnanya hijau kekuningan, kemudian hijau dan akhirnya coklat hitam, garis tengah 6-11 cm. Biji bentuknya bulat seperti kacang tanah, terdapat dalam lubang-lubang buah yang berbentuk seperti sarang tawon. Biji yang sudah tua warnanya hijau kehitaman, umurnya kira-kira 1 bulan sejak bunganya mekar. Daunnya biasa dipakai sebagai bahan pembungkus, rimpang muda dan biji bisa dimakan. Pemeluk agama Budha menganggap bunga ini sebagai lambang kesucian, tercermin dalam berbagai lukisan dan patung yang menggambarkan Sang Budha sedang duduk bersemedi di atas bunga teratai.

Nama Lokal :
Padma, seroia, terate, tarate, taratai besar.;


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diare, disentri, keputihan, kanker nasopharynx, demam, insomnia; Hipertensi, muntah darah, mimisan, batuk darah, sakit jantung; Beri-beri, sakit kepala, berak dan kencing darah, anemia, ejakulasi;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman. Rimpang, daun dan tangkai, bunga dan benang sari, biji dan penyangga bunga yang seperti sarang tawon/spons (reseptacle), serta tunas biji. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan. KEGUNAAN: Biji: - Gangguan penyerapan makanan (malabsorbtion). - Diare karena badan lernah, radang usus kronis (enteritis kronis). Disentri. - Muntah-muntah. - Keputihan, perdarahan pada wanita. - Mimpi basah (spermatorrhea). - Susah tidur, banyak mimpi. - Kencing terasa sakit dan keruh. - lesu tidak bersemangat (neurasthenia). - Kanker nasopharynx. Tunas biji teratai: - Demam, rasa haus. - Jantung berdebar, gelisah. - Muntah darah. - Ejakulasi dini. - Mata merah dan bengkak. - Susah tidur (insomnia). - Darah tinggi (hipertensi). Banang sari: - keluar sperma malam hari (sperrnatorrhea). - Keputihan (leucorrhea). - Perdarahan seperti muntah darah, disentri. - sering kencing. - Tidak dapat menahan kencing (enuresis). Remptacle: - Perdarahan kandungan yang berlebihan. - Darah haid berlebihan. - Perdarahan sewaktu hamil. - Keluar cairan (lochia) yang berlebihan setelah melahirkan. - Sakit perut bawah akibat sumbatan darah. - Berak darah, kencing darah. - Wasir, koreng basah. Rimpang: - Demam, rasa haus. - Batuk darah, muntah darah, mimisan. - Berak darah, kencing darah. Tekanan darah tinggi. - Sakit jantung. - Gangguan lambung. - Kurang darah (anemia). - Gangguan pada mati haid (menopause). - Neurosis. Akar: - Muntah darah, mimisan. - Kencing panas dan merah. - Batuk darah, berak darah. Daun: - Pingsan karena hawa panas (heat stroke). - Diare karena panas atau lembab. - Pusing, sakit kepala. - Beri-beri. - Perdarahan seperti mimisan, muntah darah, berak darah. - Perdarahan pada wanita. Dasar daun: - Disentri berdarah, diare. - Bayi dalam kandungan tidak tenang. Batang: - Heat stroke, pingsan. - Dada terasa tertekan karena panas atau lembab. - Diare, muntah. - Keputihan. Bunga: - Terpukul (trauma). - Perdarahan. - Radang kulit bernanah (impetigo). Tepung rimpang: - Menambah selera makan, - Badan lemah dan kurang darah. - Diare. PEMAKAIAN: Untuk minum: Rimpang: 240 g. Direbus atau di juice. Daun: 5-12 g, rebus. Tangkai: 3-5 g, rebus. Bunga. 3-5 g, rebus. Benang sari: 3-10 g, rebus. Receptacle: 10-15 g, rebus. Biji: 5-12 g, rebus. Tunas biji teratai: 1,5-3 g, rebus. CARA PEMAKAIAN: 1. Batuk darah, muntah darah: Rimpang teratai dicuci bersih lalu dijuice, sampai terkumpul 1 gelas ukuran 200 cc. Minum, lakukan selama 3-5 hari berturut-turut. 2. Muntah, diare : 50 g rimpang teratai dan 15 g jahe dicuci lalu dijuice atau diparut, ambil airnya. Minum, sehari 3 kali. 3. Disentri: 50 g rimpang teratai dan 10 g jahe, diparut atau dijuice. Air perasannya ditambahkan 10O cc air, lalu dipanaskan sampai mendidih. Setelah dingin tambahkan 1 sendok makan madu, diaduk lalu diminum. 4. Darah tinggi: a. 10 g biji teratai dan 15 g tunas biji teratai. (lien sim), direbus dengan 350 cc air sampai tersisa 200 cc. Minum setiap hari seperti teh. b. Tunas biji teratai (lien sim) sebanyak 10-15 g direbus dengan air secukupnya sampai mendidih, minum sebagai teh. Dapat juga tunas biji teratai digiling halus, seduh dengan air panas, minum. 5. Panas dalam, gondokan, juga bermanfaat untuk penderita jantung dan lever: 100 g rimpang teratai dan 50 g rimpang segar alang-alang, dicuci lalu dipotong-potong secukupnya. Rebus dengan 500 cc air bersih sampai tersisa 250 cc. Setelah dingin disaring, minum seperti teh. 6. Keluar darah dari hidung (mimisan): Ruas akar teratai dicuci bersih lalu dijuice. Airnya diteteskan ke hidung.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Biji: Memelihara kondisi jantung, bermanfaat bagi ginjal dan menguatkan limpa. Tunas biji teratai: Menghilangkan panas dalam di jantung, menurunkan panas, menghentikan perdarahan, menahan ejakulasi dini. Kulit biji teratai: Menghentikan perdarahan, Menghilangkan panas dalam di lambung, mengeluarkan panas dan lembab dari usus. Benangsari (kumis bunga teratai): Menghilangkan panas dari jantung, menguatkan fungsi ginjal, menahan ejakulasi dini dan menghentikan perdarahan. Penyangga bunga: Membuyarkan darah beku, menghentikan perdarahan, menolak lembab. Batang teratai (tangkai daun, tangkai bunga): Menurunkan panas dan memperlancar kencing. Daun: Membersihkan panas dan menghilangkan lembab, menaikkan yang jernih, menghentikan perdarahan. Dasar daun: Menurunkan panas dan menghilangkan lembab, menormalkan menstruasi, menguatkan kehamilan. Rimpang: Dimakan mentah berkhasiat menurunkan panas, mendinginkan darah yang panas dan membuyarkan darah beku. Bila dimasak, berkhasiat menguatkan limpa, menambah selera makan, penambah darah, membantu pertumbuhan otot dan menyembuhkan diare. Akar: Menghentikan perdarahan, membuyarkan darah beku, penenang. Tepung rimpang: Menghentikan perdarahan, menambah darah, mengatur fungsi ginjal dan limpa. KANDUNGAN KIMIA: Bunga: Quercetin, luteolin, isoquercitrin, kaempferol. Benangsari: Quercetin, luteolin, isoquercitrin, galuteolin, juga terdapat alkaloid. Penyangga bunga (reseptacle): Protein, lemak, karbohidrat, caroten, asam nikotinat, vitamin B1, B2, C dan sedikit mengandung nelumbine. Biji: Kaya akan pati, juga mengandung raffinose, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor dan besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferine, oxoushinsunine, N- norarmepavine. Tunas biji teratai: Liensinine, isoliensinine, neferine, nuciferine, pronuciferine, lotusine, methylcorypalline, demethylcoclaurine, galuteolin, hyperin, rutin. Rimpang: Pati, protein, asparagine, vitamin C. Selain itu juga mengandung catechol, d-gallocatechol, neochlorogenic acid, leucocyanidin, leucodelphinidin, peroxidase, dll. Akar: Zat tannic dan asparagine. Daun: Roemerine, nuciferine, nornuciferine, armepavine, pronuciferine, N-nornuciferine, D-N-methylcoclaurine, anonaine, liriodenine, quercetin, isoquercitrin, nelumboside, citric acid, tartaric acid, malic acid, gluconic acid, oxalic acid, succinic acid, zat tannic, dll. Dasar daun teratai: Roemerine, nuciferine dan nornuciferine. Tangkai daun: Roemerine, nornuciferine, resin dan zat tannic. Oxoushinsunine yang terdapat pada kulit biji teratai berkhasiat menekan perkembangan kanker hidung dan tenggorokan, sedangkan biji dan tangkai teratai berkhasiat anti hipertensi.

MELATI



Melati
(Jasminum sambac, Ait.)

Sinonim :

Familia :
Oleranceae

Uraian :
Melati (jasminum sambac) termasuk tanaman yang mempunyai banyak manfaat. Bunganya berwarna putih mungil dan berbau harum, sering digunakan untuk berbagai kebutuhan. Melati, dapat berbunga sepanjang tahun dan dapat tumbuh subur pada tanah yang gembur dengan ketinggian sekitar 600 atau 800 meter diatas permukaan laut, asalkan mendapatkan cukup sinar matahari. Melati dapat dikembangbiakkan dengan cara stek. Tunas-tunas baru akan tampak setelah berusia sekitar 6 minggu.

Nama Lokal :
Jasmine (Inggris), Jasmin (Perancis), Yasmin (Arab); Melati (Indonesia), Melur (Jawa), Malati (Sunda); Malate (Madura), Menuh (Bali);


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kelebihan ASI, Sakit mata, Demam, Sakit Kepala, Sesak Napas;

Pemanfaatan :
1. Menghentikan ASI yang keluar berlebihan Bahan: 1 genggam daun melati Cara membuat: bahan tersebut dipipis halus Cara menggunakan: ditempel di seputar buah dada, setiap pagi sebelum mandi. 2. Sakit mata (mata merah atau belek) Bahan: 1 genggam daun melati Cara membuat: bahan tersebut dipipis halus Cara menggunakan: ditempel pada dahi, apabila sudah kering diganti baru, ulangi sampai sembuh. 3. Bengkak akibat serangan daun lebah Bahan: 1 genggam bunga melati Cara membuat: bahan tersebut diremas-remas sampai halus Cara menggunakan: ditempel pada bagian yang disengat lebah. 4. Demam dan sakit kepala Bahan: 1 genggam daun melati, 10 bunga melati Cara membuat: bahan tersebut diremas-remas dengan tangan, kemudian direndam dengan air dalam rantang Cara menggunakan: air rendaman ini digunakan untuk kompres dahi 5. Sesak napas Bahan: 20 lembar daun melati dan garam secukupnya Cara membuat: bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas dan disaring. Cara menggunakan: ditempel di seputar buah dada, setiap pagi sebelum mandi.

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Melati mengandung senyawa-senyawa unsur kimia yang besar manfaatnya untuk pengobatan. Kandungan kimia yang ada tersebut antara lain indol, benzyl, livalylacetaat.

TEMPUYUNG



Tempuyung
(Sonchus arvensis L.)

Sinonim :

Familia :
Asteraccae (Compositac)

Uraian :
Tempuyung tumbuh liar di tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, seperti di tebing-tebing, tepi saluran air, atau tanah terlantar, kadang ditanam sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan yang berasal dari Eurasia ini bisa ditemukan pada daerah yang banyak turun hujan pada ketinggian 50 - 1.650 m dpl. Terna tahunan, tegak, tinggi 0,6 - 2 m, mengandung getah putih, dengan akar tunggang yang kuat. Batang berongga dan berusuk. Daun tunggal, bagian bawah tumbuh berkumpul pada pangkal membentuk roset akar. Helai daun berbentuk lanset atau lonjong, ujung runcing, pangkal bentuk jantung, tepi berbagi menyirip tidak teratur, panjang 6 - 48 cm, lebar 3 - 12 cm, warnanya hijau muda. Daun yang keluar dari tangkai bunga bentuknya lebih kecil dengan pangkal memeluk batang, letak berjauhan, berseling. Perbungaan berbentuk bonggol yang tergabung dalam malai, bertangkai, mahkota bentuk jarum, warnanya kuning cerah, lama kelamaan menjadi merah kecokelatan. Buah kotak, berusuk lima, bentuknya memanjang sekitar 4 mm, pipih, berambut, cokelat kekuningan. Ada keaneka-ragaman tumbuhan ini. Yang berdaun kecil disebut lempung, dan yang berdaun besar dengan tinggi mencapai 2 m disebut rayana. Batang muda dan daun walaupun rasanya pahit bisa dimakan sebagai lalap. Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Jombang, j. lalakina, galibug, lempung, rayana (Sunda).; Tempuyung (Jawa).; Niu she tou (China), laitron des champs (Perancis).; Sow thistle (Inggris).;


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batu saluran kencing, batu empedu, disentri, wasir, rematik goat,; Radang usus buntu (apendisitis), radang payudara (mastitis), bisul; Beser mani (spermatorea), darah tinggi (hipertensi), luka bakar,; Pendengaran kurang (tuli), memar.;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun atau seluruh tumbuhan. INDIKASI : Tempuyung dapat mengatasi: - batu saluran kencing dan batu empedu, - radang usus buntu (apendisitis), radang payudara (mastitis), - disentri, - wasir, - beser mani (spermatorea), - darah tinggi (hipertensi), - pendengaran berkurang (tuli), - rematik gout, memar, dan - bisul, luka bakar. CARA PEMAKAIAN : Daun atau seluruh tumbuhan sebanyak 15 - 60 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, herba segar digiling halus lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau diperas dan airnya untuk kompres bisul, luka bakar, dan wasir. CONTOH PEMAKAIAN : 1. Radang payudara Tumbuhan tempuyung segar sebanyak 15 g direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari. 2. Bisul Batang dan daun tempuyung segar secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Air perasannya digunakan untuk mengompres bisul. 3. Darah tinggi, kandung kencing dan kandung empedu berbatu Daun tempuyung segar sebanyak 5 lembar dicuci lalu diasapkan sebentar. Makan sebagai lalap bersama makan nasi. Lakukan 3 kali sehari. 4. Kencing batu a. Daun tempuyung kering sebanyak 250 mg direbus dengan 250 cc air bersih sampai tersisa 150 cc. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum. Habiskan dalam sehari. Lakukan setiap hari sampai sembuh. b. Daun tempuyung, daun avokad (Persea americana), daun sawi tanah (Nasturtium montanum), seluruhnya bahan segar sebanyak 5 lembar, dan 2 jari gula enau dicuci bersih lalu direbus dalam 3 gelas air bersih sampai tersisa 3/4-nya. Setelah dingin disaring. Air yang terkumpul diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas. c. Daun tempuyung dan daun keji beling (Strobilanthes crispus) segar masing-masing 5 lembar, jagung muda 6 buah, dan 3 jari gula enau dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 3/4-nya. Setelah dingin disaring, lalu diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas. 5. Pendengaran berkurang (tuli) Herba tempuyung segar dicuci bersih lalu dibilas dengan air masak. Giling sampai halus, lalu diperas dengan kain bersih. Airnya diteteskan pada telinga yang tuli. Lakukan 3-4 kali sehari. CATATAN : Kapsul Prolipid yang diindikasikan untuk pengobatan kolesterol tinggi dan menjaga kelangsingan tubuh mengandung tumbuhan obat ini.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Tempuyung rasanya pahit dan dingin. KANDUNGAN KIMIA : Tempuyung mengandung oc-laktuserol, P-laktuserol, manitol, inositol, silika, kalium, flavonoid, dan taraksasterol. EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN : 1. Penelitian pengaruh ekstrak air dan ekstrak alkohol daun tempuyung terhadap volume urine tikus in vivo dan pelarutan batu ginjal in vitro, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: a. daun tempuyung tidak secara jelas mempunyai efek diuretik, namun mempunyai daya melarutkan batu ginjal. b. daya melarutkan batu ginjal oleh ekstrak air lebih baik daripada ekstrak alkohol (Giri Hardiyatmo, Fak. Farmasi UGM, 1988). 2. Praperlakuan flavonoid fraksi etil asetat daun tempuyung mampu menghambat hepatotoksisitas karbon tetrakiorida (CCL 4) yang diberikan pada mencit jantan (Atiek Liestyaningsih, Fak. Farmasi UGM, 1991).

KAKANTUNCARAN

     tanam-obat-2.jpg      KAKATUNCARAN (Bhs Sunda)
Tanaman ini tumbuh liar dipekarangan, berguna untuk menyembuhkan penyakit kanker, caranya : keringkan kemudian direbus dan airnya setiap hari diminum.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes