About

Carrot

Selasa, 20 Maret 2012

WIJAYA KUSUMA



Wijaya kusuma
(Epiphyllum anguliger)

Sinonim :

Familia :
Cactaceae

Uraian :
Wijayakusuma (Epiphyllum anguliger) termasuk jenis kaktus, divisi anthophita, bangsa opuntiales dan kelas dicotiledoneae. Jenis kaktus terdapat sekitar 1.500 jenis (famili). Tanaman kaktus dapat hidup subur di daerah sedang sampai tropis. Demikian juga tanaman wijayakusuma. Bunga wijayakusuma hanya merekah beberapa saat saja dan tidak semua tanaman wijayakusuma dapat berbunga dengan mudah, tergantung dari iklim, kesuburan tanah dan cara pemeliharaan. Pada umumnya tanaman jenis kaktus sukar untuk ditentukan morfologinya, tetapi wijayakusuma dapat dilihat dengan jelas mana bagian daun dan mana bagian batangnya, setelah tanaman ini berumur tua. Batang pohon wijayakusuma sebenarnya terbentuk dari helaian daun yang mengeras dan mengecil. Helaian daunnya pipih, berwarna hijau dengan permukaan daun halus tidak berduri, lain halnya dengan kaktus-kaktus pada umumnya. Pada setiap tepian daun wijayakusuma terdapat lekukan-lekukan yang ditumbuhi tunas daun atau bunga . Wijayakusuma dapat tumbuh baik ditempat yang tidak terlalu panas.

Nama Lokal :
Wijayakusuma (Indonesia);


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Luka;

Pemanfaatan :
1. Luka Bahan: 1 helai daun wijayakusuma Cara membuat: ditumbuk halus Cara menggunakan: dioleskan pada luka, kemudian dibalut verban.

Komposisi :
kandungan kimia : Tumbuhan wijayakusuma mempunyai daya ampuh untuk meredam rasa sakit dan mampu menetralisir pembekuan darah. Wijayakusuma juga memiliki daya yang dapat mempercepat masaknya luka abses. Komposisi kandungan kimia yang terdapat pada tumbuhan ini belum ada penelitian.

UBI KAYU



Ubi Kayu
(Manihot esculenta, Crautz.)

Sinonim :

Familia :
Euphorbiaceae

Uraian :
Ubi kayu (manihot esculenta) termaasuk tumbuhan berbatang pohon lunak atau getas (mudah patah). Ubi kayu berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi dari bekas pangkal tangkai daun, bagian tengahnya bergabus dan termasuk tumbuhan yang tinggi. Ubi kayu bisa mencapai ketinggian 1-4 meter. Pemeliharaannya mudah dan produktif. Ubi kayu dapat tumbuh subur di daerah yang berketinggian 1200 meter di atas permukaan air laut. Daun ubi kayu memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan, dan tiap tangkai mempunyai daun sekitar 3-8 lembar. Tangkai daun tersebut berwarna kuning, hijau atau merah.

Nama Lokal :
Cassava (Inggris), Kasapen, sampeu, kowi dangdeur (Sunda); Ubi kayu, singkong, ketela pohon (Indonesia); Pohon, bodin, ketela bodin, tela jendral, tela kaspo (Jawa);


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Demam, Sakit kepala, Diare, Cacingan, Mata kabur; Nafsu makan, Luka bernanah, Luka baru kena panas;

Pemanfaatan :
1. Reumatik a. Bahan: 5 lembar daun ubi kayu, 1/4 sendok kapur sirih. Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus. Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak/bobok pada bagian yang sakit. b. Bahan: 1 potong batang ubi kayu. Cara membuat : direbus dengan 5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 4 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. 2. Demam a. Bahan: 1 potong batang daun ubi kayu. Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. b. Bahan: 3 lembar daun ubi kayu. Cara membuat: ditumbuk halus. Cara menggunakan: dipergunakan sebagai kompres. 3. Sakit Kepala Bahan: 3 lembar daun ubi kayu. Cara membuat: ditumbuk halus. Cara menggunakan: dipergunakan sebagai kompres. 4. Diare Bahan: 7 lembar daun ubi kayu. Cara membuat: direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. Bila anak yang masih menyusui yang kena diare, ibunya yang meminum. 5. Mengusir cacing perut Bahan: kulit batang ubi kayu secukupnya. Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: diminum menjelang tidur malam. 6. Mata sering kabur Bahan: daun ubi kayu secukupnya. Cara membuat: direbus, diberi bumbu garam dan bawang putih secukupnya. Cara menggunakan: dimakan bersama nasi setiap hari. 7. Menambah nafsu makan Bahan: daun ubi kayu secukupnya. Cara membuat: direbus, diberi bumbu garam dan bawang putih secukupnya. Cara menggunakan: dimakan bersama nasi dan sambal tomat. 8. Luka bernanah a. Bahan: batang daun ubi kayu yang masih muda. Cara membuat: ditumbuk halus. b. Bahan: 1 potong buah ubi kayu. Cara membuat: diparut. Cara menggunakan: dibobokan pada bagian tubuh yang luka 9. Luka baru kena barang panas (mis. knalpot) Bahan: 1 potong buah ubi kayu. Cara membuat: diparut dan diperas untuk diambil airnya, dan dibiarkan beberapa saat sampai tepung (patinya = jawa) mengendap. Cara menggunakan: tepung (pati) dioleskan pada bagian tubuh yang luka.

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Ubi kayu mempunyai komposisi kandungan kimia ( per 100 gram ) antara lain : - Kalori 146 kal - Protein 1,2 gram - Lemak 0,3 gram - Hidrat arang 34,7 gram - Kalsium 33 mg - Fosfor 40 mg - Zat besi 0,7 mg Buah ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) : - Vitamin B1 0,06 mg - Vitamin C 30 mg - dan 75 % bagian buah dapat dimakan. Daun ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) : - Vitamin A 11000 SI - Vitamin C 275 mg - Vitamin B1 0,12 mg - Kalsium 165 mg - Kalori 73 kal - Fosfor 54 mg - Protein 6,8 gram - Lemak 1,2 gram - Hidrat arang 13 gram - Zat besi 2 mg - dan 87 % bagian daun dapat dimakan. Kulit batang ubi kayu mengandung tanin, enzim peroksidase, glikosida dan kalsium oksalat.

TURI



Turi
(Sesbania grandiflora (L.) Pers.)

Sinonim :
= Agati grandiflora, Desv.

Familia :
Papilionaceae

Uraian :
Turi umumnya ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias, di tepi jalan sebagai pohon pelindung, atau ditanam sebagai tanaman pembatas pekarangan. Tanaman ini dapat ditemukan di bawah 1.200 m dpl. Pohon 'kurus' berumur pendek, tinggi 5-12 m, ranting kerapkali menggantung. Kulit luar berwarna kelabu hingga kecoklatan, tidak rata, dengan alur membujur dan melintang tidak beraturan, lapisan gabus mudah terkelupas. Di bagian dalam berair dan sedikit berlendir. Percabangan baru keluar setelah tinggi tanaman sekitar 5 m. Berdaun majemuk yang letaknya tersebar, dengan daun penumpu yang panjangnya 0,5-1 cm. Panjang daun 20-30 cm, menyirip genap, dengan 20-40 pasang anak daun yang bertangkai pendek. Helaian anak daun berbentuk jorong memanjang, tepi rata, panjang 3-4 cm, lebar 0,8-1,5 cm. Bunganya besar dalam tandan yang keluar dari ketiak daun, letaknya menggantung dengan 2-4 bunga yang bertangkai, kuncupnya berbentuk sabit, panjangnya 7-9 cm. Bila mekar, bunganya berbentuk kupu-kupu. Ada 2 varietas, yang berbunga putih dan berbunga merah. Buah bentuk polong yang menggantung, berbentuk pita dengan sekat antara, panjang 20-55 cm, lebar 7-8 mm. Biji 15-50, letak melintang di dalam polong. Akarnya berbintil-bintil, berisi bakteri yang dapat memanfaatkan nitrogen, sehingga bisa menyuburkan tanah. Daun, bunga dan polong muda dapat dimakan sebagai sayur atau dipecel. Daun muda setelah dikukus kadang dimakan oleh ibu yang sedang menyusui anaknya untuk menambah produksi asi, walaupun baunya tidak enak dan berlendir. Bunganya gurih dan manis, biasanya bunga berwarna putih yang dikukus dan dimakan sebagai pecel. Daun dan ranting muda juga merupakan makanan ternak yang kaya protein. Turi juga dipakai sebagai pupuk hijau. Daunnya mengandung saponin sehingga dapat digunakan sebagai pengganti sabun setelah diremas-remas dalam air untuk mencuci pakaian. Sari kulit batang pohon turi digunakan untuk menguatkan dan mewarnai jala ikan. Kulit batang turi merah kadang dijual dengan nama kayu timor. Turi berbunga merah lebih banyak dipakai dalam pengobatan, karena memang lebih berkhasiat. Mungkin kadar taninnya lebih tinggi, sehingga lebih manjur untuk pengobatan luka ataupun disentri. Perbanyakan dengan biji atau stek batang.

Nama Lokal :
Turi, toroy, (Jawa). turi (Sumatera). tuli, turi, turing, ulingalo,; suri, gongo gua, kaju jawa (Sulawesi). tuwi, palawu, kalala; gala-gala, tanumu, ghunga, ngganggala (Nusa tenggara);


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sariawan, disentri, diare, scabies, cacar air, keseleo, terpukul, ; Keputihan, batuk, beri-beri, sakit kepala, radang tenggorokan; Demam nifas, produksi ASI, hidung berlendir, batuk, rematik, luka;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Kulit batang, bunga, daun, akar. KEGUNAAN: Kulit batang (terutama bagian pangkalnya): - Sariawan - Disentri, diare - Scabies - Cacar air - Demam dengan erupsi kulit Daun: - Keseleo - Memar akibat terpukul (hematoma) - Luka - Keputihan (fluor albus) - Batuk - Hidung berlendir, sakit kepala - Memperbanyak produksi ASI - Beri-beri - Demam nifas - Radang tenggorokan Bunga: - Memperbanyak dan memperlancar pengeluaran ASI - Hidung berlendir Akar: - Pegal linu (rheumatism) - Batuk berdahak PEMAKAIAN : Untuk minum: Kulit batang turi merah bagian pangkal sebesar ibu jari direbus. Pemakaian luar : Kulit batang secukupnya ditumbuk halus, untuk pemakaian setempat seperti scabies. Daun segar setelah ditumbuk halus, diikatkan pada bagian tubuh yang memar atau keseleo. CARA PEMAKAIAN: 1. Sariawan a. Kulit batang segar secukupnya diremas-remas dalam air, untuk kumur-kumur. Lakukan 3 kali sehari. b. Kulit batang sebesar ibu jari direbus, minum. Lakukan beberapa kali. 2. Sariawan, sakit tenggorokan : Daun secukupnya dicuci bersih lalu diremas-remas dalam air matang. Digunakan untuk kumur-kumur pada tenggorokan (gargle). 3. Radang tenggorokan : Segenggam daun turi merah direbus dengan air bersih secukupnya. Setelah dingin disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur. Lakukan kumur-kumur sebanyak 4 kali sehari. 4. Disentri berak darah: Kulit batang sebesar ibu jari dari pohon turi yang bunganya merah direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas, setelah dingin disaring, lalu diminum. Lakukan 2 kali sehari. 5. Kuku jari bengkak akibat tersandung atau terpukul: Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Taruh diatas kuku yang sakit dan kulit sekitarnya, lalu dibalut. Ganti 2-3 kali sehari. Bekukan darah dibawah kuku akan hilang dan sakitnya akan berkurang. 6. Keputihan: Segenggam daun turi putih dan kunyit sebesar ibu jari dicuci bersih lalu digiling halus. Tambahkan 3/4 cangkir air minum, diaduk merata lalu diperas dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari. 7. Batuk: Daun turi merah dan daun inggu masing-masing 1 genggam dicuci lalu ditumbuk halus, tambahkan air perasan sebuah jeruk pecel. Aduk merata, lalu diperas dan disaring, minum. 8. Batuk berdahak: Akar turi sebesar jari telunjuk dicuci bersih lalu digiling halus, tambahkan 1/2 cangkir air masak dan 1 sendok madu. Aduk sampai merata, lalu diperas dan disaring dengan sepotong kain. Minum. 9. Penambah ASI: a. Daun turi yang masih muda dikukus, dimakan sebagai lalab matang. b. Bunga dari turi putih dimasak, makan. 10. Pegal linu: Akar dari pohon turi berbunga merah secukupnya digiling halus, tambahkan sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur. Gosokkan kebagian badan yang sakit. 11. Cacar air, demam dengan erupsi kulit: Kulit batang sebesar ibu jari direbus dengan air secukupnya. Setelah dingin disaring, minum. 12. Hidung berlendir, sakit kepala: Segenggam daun dan bunga digiling halus, tambahkan 1/2 cangkir air masak. Aduk merata, lalu diperas dan disaring. Minum. 13. Demam nifas: Daun turi 1/3 genggam dicuci bersih lalu digiling sampai halus. Tambahkan 3/4 cangkir air minum dan sedikit garam. Diperas dan disaring, lalu diminum.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Bunga: Pelembut kulit, pencahar, penyejuk. Kulit batang: Mengurangi rasa sakit (analgetik), penurun panas (anti piretik), pencahar, pengelat (astringen), perangsang muntah, tonik. Daun: Mencairkan gumpalan darah, menghilangkan sakit, pencahar ringan, peluruh kencing (diuretik). KANDUNGAN KIMIA: Kulit batang: Tanin, egatin, zantoagetin, basorin, resin, calsium oksalat, sulfur, peroksidase, zat warna. Daun: Saponin, tanin, glikoside, peroksidase, vitamin A dan B. Bunga: Kalsium, zat besi, zat gula, vitamin A dan B

TERATAI



Teratai
(Nelumbium nelumbo Druce)

Sinonim :
= Nelumbiurn nuciferum, Gaertn. = N. speciosum, Wilid. = Nelumbo nucifera, Gaertn. = Nyrnphaea nelumbo, Linn.

Familia :
Nymphaeaceae

Uraian :
Tanaman air menahun yang indah, asli dari daratan Asia. Teratai dibudidayakan di perairan dan kolam, kadang ditemukan tumbuh liar di rawa-rawa. Tanaman air yang tumbuh tegak. Rimpang tebal bersisik, tumbuh menjalar. Daun dan bunga keluar langsung dari rimpangnya yang terikat pada lumpur di dasar kolam. Helaian daun lebar dan bulat, disangga oleh tangkai yang panjang dan bulat berdiameter 0,5-1 cm, panjangnya 75-150 cm. Daun menyembul ke atas permukaan air, menjulang tegak seperti perisai. Permukaan daun berlilin; warnanya hijau keputihan, tepi rata, bagian tengah agak mencekung, tulang daun tersebar dari pusat daun ke arah tepi, diameter 30-50 cm. Bunganya harum, tumbuh menjulang di atas permukaan air dengan tangkai bulat panjang dan kokoh, panjang tangkai bunga 75-200 cm. Diameter bunga 15-25 cm, benang sari banyak kepala sari kuning, mahkota bunga lebar, ada yang engkel dan ada yang dobel dengan warna merah jambu, putih dan kuning. Bunga mekar sehari penuh dari pagi sampai sore hari. Setelah layu, mahkota bunga berguguran sampai akhirnya tersisa dasar bunga yang akan menjadi bakal buah, bentuknya seperti kerucut terbalik dengan permukaan datar semacam spons dan berlubang-lubang berisi 15-30 biji, warnanya hijau kekuningan, kemudian hijau dan akhirnya coklat hitam, garis tengah 6-11 cm. Biji bentuknya bulat seperti kacang tanah, terdapat dalam lubang-lubang buah yang berbentuk seperti sarang tawon. Biji yang sudah tua warnanya hijau kehitaman, umurnya kira-kira 1 bulan sejak bunganya mekar. Daunnya biasa dipakai sebagai bahan pembungkus, rimpang muda dan biji bisa dimakan. Pemeluk agama Budha menganggap bunga ini sebagai lambang kesucian, tercermin dalam berbagai lukisan dan patung yang menggambarkan Sang Budha sedang duduk bersemedi di atas bunga teratai.

Nama Lokal :
Padma, seroia, terate, tarate, taratai besar.;


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diare, disentri, keputihan, kanker nasopharynx, demam, insomnia; Hipertensi, muntah darah, mimisan, batuk darah, sakit jantung; Beri-beri, sakit kepala, berak dan kencing darah, anemia, ejakulasi;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman. Rimpang, daun dan tangkai, bunga dan benang sari, biji dan penyangga bunga yang seperti sarang tawon/spons (reseptacle), serta tunas biji. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan. KEGUNAAN: Biji: - Gangguan penyerapan makanan (malabsorbtion). - Diare karena badan lernah, radang usus kronis (enteritis kronis). Disentri. - Muntah-muntah. - Keputihan, perdarahan pada wanita. - Mimpi basah (spermatorrhea). - Susah tidur, banyak mimpi. - Kencing terasa sakit dan keruh. - lesu tidak bersemangat (neurasthenia). - Kanker nasopharynx. Tunas biji teratai: - Demam, rasa haus. - Jantung berdebar, gelisah. - Muntah darah. - Ejakulasi dini. - Mata merah dan bengkak. - Susah tidur (insomnia). - Darah tinggi (hipertensi). Banang sari: - keluar sperma malam hari (sperrnatorrhea). - Keputihan (leucorrhea). - Perdarahan seperti muntah darah, disentri. - sering kencing. - Tidak dapat menahan kencing (enuresis). Remptacle: - Perdarahan kandungan yang berlebihan. - Darah haid berlebihan. - Perdarahan sewaktu hamil. - Keluar cairan (lochia) yang berlebihan setelah melahirkan. - Sakit perut bawah akibat sumbatan darah. - Berak darah, kencing darah. - Wasir, koreng basah. Rimpang: - Demam, rasa haus. - Batuk darah, muntah darah, mimisan. - Berak darah, kencing darah. Tekanan darah tinggi. - Sakit jantung. - Gangguan lambung. - Kurang darah (anemia). - Gangguan pada mati haid (menopause). - Neurosis. Akar: - Muntah darah, mimisan. - Kencing panas dan merah. - Batuk darah, berak darah. Daun: - Pingsan karena hawa panas (heat stroke). - Diare karena panas atau lembab. - Pusing, sakit kepala. - Beri-beri. - Perdarahan seperti mimisan, muntah darah, berak darah. - Perdarahan pada wanita. Dasar daun: - Disentri berdarah, diare. - Bayi dalam kandungan tidak tenang. Batang: - Heat stroke, pingsan. - Dada terasa tertekan karena panas atau lembab. - Diare, muntah. - Keputihan. Bunga: - Terpukul (trauma). - Perdarahan. - Radang kulit bernanah (impetigo). Tepung rimpang: - Menambah selera makan, - Badan lemah dan kurang darah. - Diare. PEMAKAIAN: Untuk minum: Rimpang: 240 g. Direbus atau di juice. Daun: 5-12 g, rebus. Tangkai: 3-5 g, rebus. Bunga. 3-5 g, rebus. Benang sari: 3-10 g, rebus. Receptacle: 10-15 g, rebus. Biji: 5-12 g, rebus. Tunas biji teratai: 1,5-3 g, rebus. CARA PEMAKAIAN: 1. Batuk darah, muntah darah: Rimpang teratai dicuci bersih lalu dijuice, sampai terkumpul 1 gelas ukuran 200 cc. Minum, lakukan selama 3-5 hari berturut-turut. 2. Muntah, diare : 50 g rimpang teratai dan 15 g jahe dicuci lalu dijuice atau diparut, ambil airnya. Minum, sehari 3 kali. 3. Disentri: 50 g rimpang teratai dan 10 g jahe, diparut atau dijuice. Air perasannya ditambahkan 10O cc air, lalu dipanaskan sampai mendidih. Setelah dingin tambahkan 1 sendok makan madu, diaduk lalu diminum. 4. Darah tinggi: a. 10 g biji teratai dan 15 g tunas biji teratai. (lien sim), direbus dengan 350 cc air sampai tersisa 200 cc. Minum setiap hari seperti teh. b. Tunas biji teratai (lien sim) sebanyak 10-15 g direbus dengan air secukupnya sampai mendidih, minum sebagai teh. Dapat juga tunas biji teratai digiling halus, seduh dengan air panas, minum. 5. Panas dalam, gondokan, juga bermanfaat untuk penderita jantung dan lever: 100 g rimpang teratai dan 50 g rimpang segar alang-alang, dicuci lalu dipotong-potong secukupnya. Rebus dengan 500 cc air bersih sampai tersisa 250 cc. Setelah dingin disaring, minum seperti teh. 6. Keluar darah dari hidung (mimisan): Ruas akar teratai dicuci bersih lalu dijuice. Airnya diteteskan ke hidung.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Biji: Memelihara kondisi jantung, bermanfaat bagi ginjal dan menguatkan limpa. Tunas biji teratai: Menghilangkan panas dalam di jantung, menurunkan panas, menghentikan perdarahan, menahan ejakulasi dini. Kulit biji teratai: Menghentikan perdarahan, Menghilangkan panas dalam di lambung, mengeluarkan panas dan lembab dari usus. Benangsari (kumis bunga teratai): Menghilangkan panas dari jantung, menguatkan fungsi ginjal, menahan ejakulasi dini dan menghentikan perdarahan. Penyangga bunga: Membuyarkan darah beku, menghentikan perdarahan, menolak lembab. Batang teratai (tangkai daun, tangkai bunga): Menurunkan panas dan memperlancar kencing. Daun: Membersihkan panas dan menghilangkan lembab, menaikkan yang jernih, menghentikan perdarahan. Dasar daun: Menurunkan panas dan menghilangkan lembab, menormalkan menstruasi, menguatkan kehamilan. Rimpang: Dimakan mentah berkhasiat menurunkan panas, mendinginkan darah yang panas dan membuyarkan darah beku. Bila dimasak, berkhasiat menguatkan limpa, menambah selera makan, penambah darah, membantu pertumbuhan otot dan menyembuhkan diare. Akar: Menghentikan perdarahan, membuyarkan darah beku, penenang. Tepung rimpang: Menghentikan perdarahan, menambah darah, mengatur fungsi ginjal dan limpa. KANDUNGAN KIMIA: Bunga: Quercetin, luteolin, isoquercitrin, kaempferol. Benangsari: Quercetin, luteolin, isoquercitrin, galuteolin, juga terdapat alkaloid. Penyangga bunga (reseptacle): Protein, lemak, karbohidrat, caroten, asam nikotinat, vitamin B1, B2, C dan sedikit mengandung nelumbine. Biji: Kaya akan pati, juga mengandung raffinose, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor dan besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferine, oxoushinsunine, N- norarmepavine. Tunas biji teratai: Liensinine, isoliensinine, neferine, nuciferine, pronuciferine, lotusine, methylcorypalline, demethylcoclaurine, galuteolin, hyperin, rutin. Rimpang: Pati, protein, asparagine, vitamin C. Selain itu juga mengandung catechol, d-gallocatechol, neochlorogenic acid, leucocyanidin, leucodelphinidin, peroxidase, dll. Akar: Zat tannic dan asparagine. Daun: Roemerine, nuciferine, nornuciferine, armepavine, pronuciferine, N-nornuciferine, D-N-methylcoclaurine, anonaine, liriodenine, quercetin, isoquercitrin, nelumboside, citric acid, tartaric acid, malic acid, gluconic acid, oxalic acid, succinic acid, zat tannic, dll. Dasar daun teratai: Roemerine, nuciferine dan nornuciferine. Tangkai daun: Roemerine, nornuciferine, resin dan zat tannic. Oxoushinsunine yang terdapat pada kulit biji teratai berkhasiat menekan perkembangan kanker hidung dan tenggorokan, sedangkan biji dan tangkai teratai berkhasiat anti hipertensi.

MELATI



Melati
(Jasminum sambac, Ait.)

Sinonim :

Familia :
Oleranceae

Uraian :
Melati (jasminum sambac) termasuk tanaman yang mempunyai banyak manfaat. Bunganya berwarna putih mungil dan berbau harum, sering digunakan untuk berbagai kebutuhan. Melati, dapat berbunga sepanjang tahun dan dapat tumbuh subur pada tanah yang gembur dengan ketinggian sekitar 600 atau 800 meter diatas permukaan laut, asalkan mendapatkan cukup sinar matahari. Melati dapat dikembangbiakkan dengan cara stek. Tunas-tunas baru akan tampak setelah berusia sekitar 6 minggu.

Nama Lokal :
Jasmine (Inggris), Jasmin (Perancis), Yasmin (Arab); Melati (Indonesia), Melur (Jawa), Malati (Sunda); Malate (Madura), Menuh (Bali);


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kelebihan ASI, Sakit mata, Demam, Sakit Kepala, Sesak Napas;

Pemanfaatan :
1. Menghentikan ASI yang keluar berlebihan Bahan: 1 genggam daun melati Cara membuat: bahan tersebut dipipis halus Cara menggunakan: ditempel di seputar buah dada, setiap pagi sebelum mandi. 2. Sakit mata (mata merah atau belek) Bahan: 1 genggam daun melati Cara membuat: bahan tersebut dipipis halus Cara menggunakan: ditempel pada dahi, apabila sudah kering diganti baru, ulangi sampai sembuh. 3. Bengkak akibat serangan daun lebah Bahan: 1 genggam bunga melati Cara membuat: bahan tersebut diremas-remas sampai halus Cara menggunakan: ditempel pada bagian yang disengat lebah. 4. Demam dan sakit kepala Bahan: 1 genggam daun melati, 10 bunga melati Cara membuat: bahan tersebut diremas-remas dengan tangan, kemudian direndam dengan air dalam rantang Cara menggunakan: air rendaman ini digunakan untuk kompres dahi 5. Sesak napas Bahan: 20 lembar daun melati dan garam secukupnya Cara membuat: bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas dan disaring. Cara menggunakan: ditempel di seputar buah dada, setiap pagi sebelum mandi.

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Melati mengandung senyawa-senyawa unsur kimia yang besar manfaatnya untuk pengobatan. Kandungan kimia yang ada tersebut antara lain indol, benzyl, livalylacetaat.

TEMPUYUNG



Tempuyung
(Sonchus arvensis L.)

Sinonim :

Familia :
Asteraccae (Compositac)

Uraian :
Tempuyung tumbuh liar di tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, seperti di tebing-tebing, tepi saluran air, atau tanah terlantar, kadang ditanam sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan yang berasal dari Eurasia ini bisa ditemukan pada daerah yang banyak turun hujan pada ketinggian 50 - 1.650 m dpl. Terna tahunan, tegak, tinggi 0,6 - 2 m, mengandung getah putih, dengan akar tunggang yang kuat. Batang berongga dan berusuk. Daun tunggal, bagian bawah tumbuh berkumpul pada pangkal membentuk roset akar. Helai daun berbentuk lanset atau lonjong, ujung runcing, pangkal bentuk jantung, tepi berbagi menyirip tidak teratur, panjang 6 - 48 cm, lebar 3 - 12 cm, warnanya hijau muda. Daun yang keluar dari tangkai bunga bentuknya lebih kecil dengan pangkal memeluk batang, letak berjauhan, berseling. Perbungaan berbentuk bonggol yang tergabung dalam malai, bertangkai, mahkota bentuk jarum, warnanya kuning cerah, lama kelamaan menjadi merah kecokelatan. Buah kotak, berusuk lima, bentuknya memanjang sekitar 4 mm, pipih, berambut, cokelat kekuningan. Ada keaneka-ragaman tumbuhan ini. Yang berdaun kecil disebut lempung, dan yang berdaun besar dengan tinggi mencapai 2 m disebut rayana. Batang muda dan daun walaupun rasanya pahit bisa dimakan sebagai lalap. Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Jombang, j. lalakina, galibug, lempung, rayana (Sunda).; Tempuyung (Jawa).; Niu she tou (China), laitron des champs (Perancis).; Sow thistle (Inggris).;


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batu saluran kencing, batu empedu, disentri, wasir, rematik goat,; Radang usus buntu (apendisitis), radang payudara (mastitis), bisul; Beser mani (spermatorea), darah tinggi (hipertensi), luka bakar,; Pendengaran kurang (tuli), memar.;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun atau seluruh tumbuhan. INDIKASI : Tempuyung dapat mengatasi: - batu saluran kencing dan batu empedu, - radang usus buntu (apendisitis), radang payudara (mastitis), - disentri, - wasir, - beser mani (spermatorea), - darah tinggi (hipertensi), - pendengaran berkurang (tuli), - rematik gout, memar, dan - bisul, luka bakar. CARA PEMAKAIAN : Daun atau seluruh tumbuhan sebanyak 15 - 60 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, herba segar digiling halus lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau diperas dan airnya untuk kompres bisul, luka bakar, dan wasir. CONTOH PEMAKAIAN : 1. Radang payudara Tumbuhan tempuyung segar sebanyak 15 g direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari. 2. Bisul Batang dan daun tempuyung segar secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Air perasannya digunakan untuk mengompres bisul. 3. Darah tinggi, kandung kencing dan kandung empedu berbatu Daun tempuyung segar sebanyak 5 lembar dicuci lalu diasapkan sebentar. Makan sebagai lalap bersama makan nasi. Lakukan 3 kali sehari. 4. Kencing batu a. Daun tempuyung kering sebanyak 250 mg direbus dengan 250 cc air bersih sampai tersisa 150 cc. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum. Habiskan dalam sehari. Lakukan setiap hari sampai sembuh. b. Daun tempuyung, daun avokad (Persea americana), daun sawi tanah (Nasturtium montanum), seluruhnya bahan segar sebanyak 5 lembar, dan 2 jari gula enau dicuci bersih lalu direbus dalam 3 gelas air bersih sampai tersisa 3/4-nya. Setelah dingin disaring. Air yang terkumpul diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas. c. Daun tempuyung dan daun keji beling (Strobilanthes crispus) segar masing-masing 5 lembar, jagung muda 6 buah, dan 3 jari gula enau dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 3/4-nya. Setelah dingin disaring, lalu diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas. 5. Pendengaran berkurang (tuli) Herba tempuyung segar dicuci bersih lalu dibilas dengan air masak. Giling sampai halus, lalu diperas dengan kain bersih. Airnya diteteskan pada telinga yang tuli. Lakukan 3-4 kali sehari. CATATAN : Kapsul Prolipid yang diindikasikan untuk pengobatan kolesterol tinggi dan menjaga kelangsingan tubuh mengandung tumbuhan obat ini.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Tempuyung rasanya pahit dan dingin. KANDUNGAN KIMIA : Tempuyung mengandung oc-laktuserol, P-laktuserol, manitol, inositol, silika, kalium, flavonoid, dan taraksasterol. EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN : 1. Penelitian pengaruh ekstrak air dan ekstrak alkohol daun tempuyung terhadap volume urine tikus in vivo dan pelarutan batu ginjal in vitro, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: a. daun tempuyung tidak secara jelas mempunyai efek diuretik, namun mempunyai daya melarutkan batu ginjal. b. daya melarutkan batu ginjal oleh ekstrak air lebih baik daripada ekstrak alkohol (Giri Hardiyatmo, Fak. Farmasi UGM, 1988). 2. Praperlakuan flavonoid fraksi etil asetat daun tempuyung mampu menghambat hepatotoksisitas karbon tetrakiorida (CCL 4) yang diberikan pada mencit jantan (Atiek Liestyaningsih, Fak. Farmasi UGM, 1991).

KAKANTUNCARAN

     tanam-obat-2.jpg      KAKATUNCARAN (Bhs Sunda)
Tanaman ini tumbuh liar dipekarangan, berguna untuk menyembuhkan penyakit kanker, caranya : keringkan kemudian direbus dan airnya setiap hari diminum.

SENGKETAN



Sangketan
(Heliotropium indicum L.)

Sinonim :
= H.anisophyllum P.de B. = H.parviflorum Blanco = Hehophytum indicum A.DC. = Tiaridium indicum Lehm.

Familia :
Boraginaceae

Uraian :
Terna setahun, tumbuh tegak, tinggi dapat mencapai 100 cm., berambut, tumbuh di sisi jalan, tanah kosong yang tidak terawat, ditempat yang panas. Batang berambut kasar, daun tunggal berseling, bentuk bundar telur tepi bergerigi atau beringgit, permukaan daun bagian atas dan bawah berambut halus Bunga kecil bergerombol diujung batang, warna lembayung. Batang bunga panjang ± 10 cm, keluar dari ketiak daun atau ujung-ujung tangkai. Tumbuh di daerah beriklim kering dari dataran rendah sampai 800 m diatas permukaan laut.

Nama Lokal :
Gajahan, langun, uler-uleran, sangketan, cocok bero,; Tlale gajah, tulale gajah (Jawa), Bandotan lombok,; Buntut tikus, ekor anjing, tusuk konde (Sumatera); Da wei yao (China).;


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Infeksi dan Abses paru, Radang Tenggorokan, Sariawan ; Diare, Disentri, Radang buah zakar, Bisul, Radang kulit bernanah; Alergi/biduren, Sariawan, Luka baru, Luka borok, Eksim, Bisul;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Saluruh tanaman (herba) atau akar, segar atau dikeringkan. KEGUNAAN: - Infeksi paru (Pneumonitis), abses paru, pulmonary empyema. - Radang tenggorok, sariawan. - Diare, disenteri. - Peradangan buah zakar, bisul, radang kulit bernanah. - Peluruh haid. PEMAKAIAN : Rebus 30 - 60 gr herba segar atau ambil air perasan herba segar, dicampur madu, minum. PEMAKAIAN LUAR: Air rebusan herba segar untuk mencuci kelainan kulit, gatal-gatal, atau herba segar dilumatkan sampai menjadi bubur, tempelkan pada bisul, kelainan kulit, atau untuk kumur-kumur air perasan herba segar. CARA PEMAKAIAN: 1. Infeksi paru, abses paru, empyema: 60 gr herba segar direbus, airnya campur madu, minum. 2. Sariawan: Daun segar dilumatkan, kemudian diperas, airnya untuk kumur- kumur, 4 - 6 kali / hari. 3. Disenteri: 30 - 60 gr herba segar direbus, minum. 4. Peradangan buah zakar (Orchitis): 60 gr akar segar direbus, minum. 5. Bisul: a). 60 gr akar segar ditambah sedikit garam, rebus, minum. b). Lumatkan campuran daun segar + nasi dingin, tempelkan. CATATAN : Wanita hamil jangan menggunakan biji dan bunganya, menyebabkan keguguran.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, netral, toxic. Anti radang, mematikan parasit (parasiticide), menghilangkan gatal (anti pruritic). KANDUNGAN KIMIA: Indicine, acetyl indicine, indicinine.

SAWI LANGIT



Sawi Langit
(Vernonia cinerea (L.) Less.)

Sinonim :
= Vernonia albicans, DC. = V. conyzoides, DC, = V. Iaxiflora, Less. = V. leptophylla, DC. = V.parviflora, Reinw. = V.rhomboidea, Edgew.

Familia :
Compositae (Asteraceac)

Uraian :
Terna setahun, tumbuh tegak tinggi 20 - 100 cm. Tumbuh liar di sisi jalan, padang rumput sampai ketinggian 1.300 m di atas permukaan laut. Batang berambut halus dan bercabang banyak. Daun tunggal, duduk berseling, bentuknya bulat telur sungsang sampai bulat memanjang, dengan panjang daun 2 - 7 cm, lebar 0,5 - 2,5 cm. Tapi daun beringgit tidak teratur, kedua permukaan daun berambut halus, bertangkai pendek. Bunga warna ungu, berkelompok sekitar 5 - 20 kuntum. Biji keras bentuk bulat lonjong.

Nama Lokal :
Buyung-buyung, daun muka manis, lidah anjing, Sayur babi; Rumput ekor kuda, r.muka manis, r.tahi bahi (Indonesia); Leuleuncaan, mareme,rante piit, sasawi langit, sembung,; Capeu tuhur (Sunda), Sembung, s.rendetin (Bali),; Maryuna, nyawon, pidak bangkong, sembung, s.kebo (Jawa); Shang han cao (China).;


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, panas batuk, Disentri, Hepatitis, Lelah tidak bersemangat; Susah tidur (insomnia);

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan. KEGUNAAN: 1. Demam, panas batuk. 2. Disenteri, hepatitis. 3. Lelah tidak bersemangat (Neurasthenia), susah tidur (Insomnia). PEMAKAIAN: Kering: 10 - 15 gr. Segar: 30 - 60 gr. PEMAKAIAN LUAR: Bisul, gigitan ular, luka terpukul, keseleo. Herba segar dilumatkan, ditempel ketempat yang sakit.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, manis, sejuk, penenang (sedative)

URANG-ARING

Urang-Aring



 
 
 
Urang-Aring
(Eclipta alba (L.) Hassk.)

Sinonim :
= Eclipta prostrata, (Linn.) = E. alba et marginata, Boiss. = E. erecta et prostratan, Linn. = E. erecta, Linn. = E. parcifloran Wall. = E. philippinensis Gandog. = E. thermalis Bunge - Verbesina alba, Linn.

Familia :
Compositae (Asteraceac)

Uraian :
Jenis tanaman liar bertangkai banyak, tumbuh di tempat terbuka seperti di pinggir jalan, tanah lapang, pinggir selokan, dari tepi pantai sampai ketinggian 1.500 m. di atas permukaan laut. Tinggi tanaman mencapai 80 cm., posisi tumbuh tegak kadang-kadang berbaring. Batang bulat berwarna hijau kecoklat-coklatan, berambut agak kasar warna putih. Daun warna hijau bentuk bulat telur memanjang, ujung daun meruncing, pinggir bergerigi halus atau hampir rata, kedua permukaan daun berambut, terasa agak kasar. Bunga majemuk berbentuk bongkol warna putih kecil-kecil. Buahnya memanjang, pipih, keras dan berbulu.

Nama Lokal :
Goman, urang aring (jawa), te-lenteyan (Madura),; Daun sipat, keremak janten (Sumatera), Daun tinta (Banda); Mo han lian (China).;


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Muntah darah, mimisan, kencing darah, berak darah, Hepatitis; Diare, Perdarahan rahim, Kurang gizi, Keputihan, Ubanan;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman, segar atau kering. KEGUNAAN: 1. Menghentikan perdarahan pada muntah darah (hematemesis), batuk darah (hemoptoe), mimisan (epistaxis), kencing darah (hematuria), berak darah (melena), perdarahan rahim (uterine bleeding). 2. Chronic hepatitis, diare, 3. Kurang gizi pada anak (infantile malnutrition). 4. Keputihan (leucorrhoe), 5. Rambut memutih (ubanan) pada usia muda. 6. Neurasthenia. PEMAKAIAN: 30-120 gram segar. Atau dikeringkan dijadikan bubuk. PEMAKAIAN LUAR: Herba segar dilumatkan dibubuhkan ke tempat yang sakit, atau herba segar direbus, untuk cuci pada : Eczema, tinea pedis (jamur), koreng (termasuk koreng di kepala), luka berdarah, gusi bengkak, penyubur rambut. 1. Gusi bengkak: Yang segar dipanggang sampai kering, dijadikan bubuk (dengan pengolahan). Oleskan bubuk tersebut ke tempat yang sakit. 2. Penyubur rambut: 1 genggam daun eclipta alba dilumatkan, ditambah air 2 gelas, saring. Air saringan tersebut diembunkan satu malam. Cara pemakaian: kulit kepala dibasahi sambil dipijat-pijat, sehari sekali. 3. Koreng di kepala: Eclipta alba secukupnya direbus, airnya untuk cuci kepala, ampasnya digosokkan ke koreng. Atau herba segar dilumatkan, air perasannya dioleskan ke koreng. CARA PEMAKAIAN: 1. Keputihan: 30 gram eclipta alba segar ditambah sari (kaldu) ayam ditim, minum. 2. Mimisan: 1 genggam eclipta alba segar dicuci, kemudian dilumatkan, peras. Air perasannya ditambah 5 sloki air putih, ditim supaya panas. Minum sehari 2 kali, sesudah makan. 3. Diare: 30 gram eclipta alba segar direbus, minum. 4. Batuk darah: 60 gram eclipta alba segar dilumatkan, diperas. Air perasannya diseduh air hangat, minum. 5. Muntah darah: 120 gram herba segar dilumatkan, air perasannya ditambah air kencing anak kecil secukupnya, minum. OBAT PATEN: Qiangshengbuganpian.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, asam, sejuk. Menghentikan perdarahan. (Hemostatic), menurunkan panas (antipyretic), anti racun (antitoxic). Herba ini masuk meridian hati dan ginjal. KANDUNGAN KIMIA: Ecliptine, AlfaTerthienylmethanol, 2-(Buta-1,3-diynyl)-5-(but-3-en-1-ynyl) thiophene, 2-(Buta-1,3-diynyl)-5-(4-chloro-3-hydroxybut-1-ynyl) thiophene, 5-(3-Buten-1-ynyl)-2,2'-bithienyl-5'-methyl acetate, wedelolactone.

GINSENG



Ginseng (Panax) adalah sejenis terna yang termasuk dalam suku Araliaceae. Ginseng tumbuh di wilayah belahan bumi utara terutama di Siberia, Manchuria, Korea, dan Amerika Serikat. Jenis ginseng tropis dapat ditemukan di Vietnam, dan Indonesia. Ginseng sering kali digunakan dalam pengobatan tradisional. Akar tanaman ini dapat memperbaiki aliran dan meningkatkan produksi sel darah merah, penguat daya tahan tubuh, mengurangi kelelahan, meningkatkan stamina, memperbaiki kondisi mental dan gangguan kejiwaan, meningkatkan pengeluaran cairan tubuh dan mencegah diabetes, menguatkan sistem pencernaan, mencegah iritasi, mengeluarkan racun, serta membantu pemulihan dari penyakit.

KURMA



Kurma adalah sejenis tumbuhan palem (palma) atau dalam bahasa latinnya lebih dikenal dengan phonex dactylifer yang berbuah dan boleh dimakan, baik dalam keadaan masak maupun masih mentah. Berdasarkan penelitian para ilmuwan, kurma kaya dengan protein, serat gula, vitamin A dan C serta mineral seperti zat besi, kalsium, sodium dan potasium. Kandungan protein didalam kurma sebesar 1.8 – 2.0 persen, serat sebanyak 2.0 – 4.0 persen dan gula sebesar 50 – 70 persen glukosa. Sebagaimana penelitian yang dilakukan Badan Kesahatan Dunia (WHO), zat gula yang ada didalam kurma itu berbeda dengan gula pada buah-buahan lain seperti gula tebu atau gula pasir yang biasa mengandung sukrosa dimana zat itu langsung diserap kedalam tubuh. Hal ini membuat gula itu harus dipecahkab terlebih dahulu oleh enzim sebelum berubah menjadi glukosa. Sebaliknya, kurma tidak membutuhkan proses demikian. Manfaat dan khasiat kurma yaitu:
* Tamr (kurma kering) menguatkan sel-sel usus dan dapat membantu melancarkan saluran kencing karena mengandung serabut-serabut yang bertugas mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim terutama ketika melahirkan.
* Ruthab (kurma basah) mempunyai pengaruh mengontrol laju gerak rahim dan menambah masa systolenya (kontraksi jantung ketika darah dipompa ke pembuluh nadi).
* Potasium didalam kurma berguna untuk mengatasi masalah stress, sembelit dan lemah otot. Tidak hanya itu, berkat zat besi dan kalsium yang ada pada kurma, orang bakal terhindar dari penyakit yang beresiko tinggi seperti penyakit jantung dan kencing manis.
* Bila dimakan oleh anak-anak, maka kurma memberi khasiat untuk mencerdaskan otak mereka

ZAITUN



Zaitun (Olea europaea) adalah pohon kecil tahunan dan hijau abadi, yang buah mudanya dapat dimakan mentah ataupun sesudah diawetkan sebagai penyegar. Buahnya yang tua diperas dan minyaknya diekstrak menjadi minyak zaitun yang dapat dipergunakan untuk berbagai macam keperluan. Zaitun adalah anggota suku Oleaceae. Selain dikenal sebagai penambah cita rasa makanan, minyak ini juga memiliki beragam manfaat, baik untuk kesehatan maupun kecantikan. Khasiatnya antara lain:
* Minyak ini dapat digunakan untuk rambut. Salah satunya ialah rambut kering sebagai akibat dari polusi udara, paparan sinar matahari, terlalu banyak berada di dalam ruangan ber-AC atau bahkan terlalu sering menggunakan produk-produk berbahan kimia. Pemakaian perawatan rambut dan kulit kepala yang mengandung minyak zaitun diyakini sebagai solusi yang tepat dan sehat. Pasalnya, nutrisi yang terkandung di dalamnya dapat memperbaiki kutikula rambut yang rusak sekaligus memberi kelembaban ekstra pada rambut. Sehingga rambut menjadi lebih sehat, lembut, berkilau dan tidak mudah bercabang.
* Minyak zaitun yang murni (Extra Virgin Olive Oil atau Un-refined Olive Oil) juga dapat digunakan langsung pada kulit kepala sebelum melakukan perawatan creambath. Bahkan campuran minyak zaitun dengan minyak jarak, perasan lemon serta larutan air dari seduhan daun peppermint diyakini sebagai resep alami untuk mencegah ketombe dan gatal pada kulit kepala
* Khusus untuk perawatan wajah, produk kecantikan yang mengandung minyak zaitun dipercaya dapat membantu mempertahankan kelembaban dan elastisitas kulit sekaligus memperlancar proses regenerasi kulit, sehingga kulit tidak mudah kering dan berkerut. Untuk wajah, minyak zaitun dapat dicampur dengan masker atau diulaskan langsung pada kulit wajah
* Untuk tubuh minyak zaitun dapat digunakan sebagai carrier oil untuk campuran minyak esensial sebagai minyak pijat. Minyak zaitun juga dapat digunakan sebagai campuran body lotion atau sabun mandi untuk menjaga kelembapan dan kelembutan kulit.
* Sedangkan untuk tangan dan kaki, minyak zaitun dapat juga digunakan untuk mengurangi kulit yang menebal pada telapak kaki, mempertahankan kehalusan kulit, serta menguatkan kuku.
* Menjaga kesehatan pembuluh darah jantung, sehingga menurunkan resiko pada penyakit jantung koroner. Yang disebabkan karena adanya mono unsaturated fat, terutama asam oleat. Namun ada juga penelitian yang menunjukkan khasiat minyak terhadap kesehatan jantung disebabkan oleh kandungan senyawa golongan fenol, bukan asam lemak. Kandungan senyawa fenol berfungsi sebagai antioksidan, yang dapat menjaga elastisitas dinding pembuluh darah arteri.
* Sebagai laksatif ringan untuk memudahkan proses buang air besa

koeh


Habbatussauda (Nigella sativa Linn.) atau Jintan hitam adalah rempah-rempah yang dapat digunakan sebagai tanaman obat. Rempah ini berbentuk butiran biji berwarna hitam yang telah dikenal ribuan tahun yang lalu dan digunakan secara luas oleh masyarakat India, Pakistan, dan Timur Tengah untuk mengobati berbagai macam penyakit. Jenis tanaman ini telah disebut-sebut sebagai tanaman obat dalam perkembangan awal agama Islam.
Habbatussauda banyak dikenal dengan berbagai nama, diantaranya black seed, black caraway, black seed, natura seed, jintan hitam, black cumin, nigella sativa, kaluduru, dll. Digunakan sebagai herbal pengobatan sejak 2000-3000 tahun sebelum Masehi dan tercatat dalam banyak literatur kuno mengenai ahli pengobatan terdahulu seperti Ibnu Sina (980 – 1037 M), dan Al-Biruni (973-1048 M), Al-Antiki, Ibnu Qayyim dan Al-Baghdadi. Ibnu Sina adalah peneliti jenius dari Timur Tengah di bidang pengobatan yang namanya tercatat di semua buku sejarah pengobatan timur maupun barat, hidup antara 980 – 1037 M, telah meneliti berbagai manfaat Habbatussauda untuk kesehatan dan pengobatan. Ahli pengobatan Yunani kuno, Dioscoredes, pada abad pertama Masehi juga telah mencatat manfaat habbatussauda untuk mengobati sakit kepala dan saluran pernafasan.
Orang Jawa sering menyebutnya, Temu Ireng.
Abu Hurairah pernah mendengar Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Pada Habbatussauda ada obat bagi segala jenis penyakit kecuali Al-Sam, yaitu maut” . Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari (10:118-119);Muslim(7:25);Ibnu Majah (2:342);Termidzi (2:3 pada edisi BulaQ) ; dan Ahmad (2:241) meneruskan riwayat Sufyan bin ‘Uyainah dari Al-Zuhri dan Abu Salamah. Dalam Alkitab terbitan Easton’s, di dalam Perjanjian Lama pada Kitab Yesaya (28:25,27, NKJV), disebut kata ‘ketsah’ yang maksudnya adalah black cummin (nama Inggris untuk Habbatussauda) dan dalam terjemahan New World Translation of the Holy Scriptures terbitan Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania, tertulis black cumin, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai jintan hitam.
Manfaat utama Habbatussauda:
Memperkuat sistem kekebalan tubuh dari serangan Virus, Kuman dan Bakteri
Hasil Penelitian Dr. Ahmad Al Qadhy, 1986 dan laporan penelitian lainnya seperti tertera dalam Jurnal Farmasi Pakistan, 1992[rujukan?]
Mempertahankan tubuh dari serangan kanker dan HIV
Hasil penelitian Prof. G Reitmuller, Direktur Institut Immonologi dari Universitas Munich dan laporan terpisah dari penelitian tim Dr. Basil Ali, Universitas King Faisal, Arab Saudi, serta laporan penelitian Immono Biology Laboratory, California, AS. Laporan lain menyebutkan bahwa Habbatussauda dapat menghentikan pertumbuhan sel tumor.
Meningkatkan fungsi otak
Dengan kandungan asam linoleat (Omega 6) dan asam linolenat (Omega 3), Habbatussauda merupakan nutrisi bagi sel otak yang berguna untuk meningkatkan daya ingat, kecerdasan, dan relativitas sel otak agar tidak cepat pikun.[rujukan?] Habbatussauda juga memperbaiki mikro (peredaran darah) ke otak dan sangat cocok diberikan pada anak usia pertumbuhan dan lansia.
Menyembuhkan berbagai jenis penyakit pernafasan
Menyembuhkan penyakit asma bronchial, bronchitis, gampang lelah, batuk kronis dan penyakit pernafasan lainnya.
Mengatasi gangguan tidur dan stress
Unsur Sapion terdapat pada Habbaussauda mempunyai fungsi seperti kortikosteroid yang dapat mempengaruhi karbohidrat, protein dan lemak serta mempengaruhi fungsi jantung, ginjal, otot tubuh, dan syaraf. Sapion berfungsi untuk mempertahankan diri dari perubahan lingkungan, gangguan tidur, menghilangkan stress, dan melancarkan air susu ibu (penelitian Potchestroom, 1989).
Sebagai Anti Histamin & Anti Alergi
Berdasarkan penelitian Nirmal Chakravaty MD 1993, dan penelitian lain oleh Dr. Med. Peter Schleincher, ahli immonologi dari Universitas Munich

kemuning


Kemuning
(Murraya paniculata [L..] Jack.)
Sinonim :
= M. banati Elm. = M. exotica, Linn. = M. exotica var. sumatrana Koord. et Val. = M. glenieli Thw. = M. odorata, Blanco. = M. sumatrana, Roxb. = Chalcas paniculata, Linn. = C. camuneng Burm.f. = C. intermedia, Roem. = Connarus foetens, Blanco, = C. santaloides, Blanco.
Familia :
Rutaceac
Uraian :
Kemuning biasa tumbuh liar di semak belukar, tepi hutan, atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. Kemuning dapat ditemukan sampai ketinggian 400 m dpl. Variasi morfologi besar sekali. Yang biasa ditanam untuk memagari pekarangan, biasanya jenis yang berdaun kecil dan lebat. Semak atau pohon kecil, bercabang banyak, tinggi 3 – 8 m, batangnya keras, beralur, tidak berduri. Daun majemuk, bersirip ganjil dengan anak daun 3 – 9,. letak berseling. Helaian anak daun bertangkai, bentuk bulat telur sungsang atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata atau agak beringgit, panjang 2 – 7 cm, lebar 1 – 3 cm, permukaan licin, mengilap, wamanya hijau, bila diremas tidak berbau. Bunga majemuk berbentuk tandan, 1 – 8, warnanya putih, wangi, keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. Buah buni berdaging, bulat telur atau bulat memanjang, panjang 8 – 12 mm, masih muda hijau setelah tua merah mengilap, berbiji dua.
Nama Lokal :
Kamuning (Sunda), kemuning, kumuning (Jawa).; Kajeni, kemuning, kemoning (Bali), kamoneng (Madura),; Kamuning (Menado, Makasar), kamoni (Bare), palopo (Bugis).; Kamuni (Bima). eseki, tanasa, kamone, kamoni (Maluku).; Jiu li xiang, yueh chu (China), Orange jessamine (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang buah zakar (orchitis), radang saluran napas (bronkhitis), ; Infeksi saluran kencing, kencing nanah, keputihan, sakit gigi,; Haid tidak teratur, lemak tubuh berlebihan, pelangsing tubuh, ; Nyeri pada tukak (ulkus), kuli kasar, memar akibat benturan,; Rematik, keseleo, digigit serangga dan ular berbisa, ekzema,; Bisul, koreng, epidemik encephalitis B, luka terbuka di kulit.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Daun, ranting dan akar. Kulit batang juga berkhasiat obat.
INDIKASI :
Daun dan ranting berguna untuk mengatasi:
- radang buah zakar (orchitis), radang saluran napas (bronkitis), infeksi
saluran kencing, kencing nanah,
- keputihan,
- datang haid tidak teratur,
- lemak tubuh berlebihan, pelangsing tubuh, nyeri pada tukak (ulkus),
sakit gigi,
- kulit kasar.
Akar berguna untuk mengatasi:
- memar akibat benturan atau terpukul, nyeri rematik, keseleo,
- digigit serangga dan ular berbisa, bisul, ekzema, koreng.
- epideniik encephalitis B.
Kulit batang berguna untuk mengatasi:
- sakit gigi, nyeri akibat luka terbuka di kulit atau selaput lendir (ulkus).
CARA PEMAKAIAN :
Akar dan daun kering sebanyak 9- 1 5 g atau daun segar sebanyak 30-60 g, direbus atau direndam arak, lalu rninum. Untuk pemakaian luar, daun segar dipipis lalu diletakkan pada tempat yang sakit, atau direbus, airnya untuk cuci.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Bisul
Akar kemuning kering sebanyak 30 g dicuci dan dipotong-potong
seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai air rebusannya
tersisa l gelas. Setelah dingin disaring Lalu diminum. Sehari 2 kali,
masing-masing 1/2 gelas.
2. Rematik, keseleo, memar :
Akar kemuning kering sebanyak 15 – 30 g dicuci Lalu dipotong-
potong seperlunya. Tambahkan arak dan air masing-masing 1 1/2
gelas, Lalu direbus sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring,
Lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.
3. Memar :
Kemuning dan kaca piring, masing-masing daun segar, sama banyak,
dicuci lalu digiling halus.Tambahkan sedikit arak sambil diaduk di
atas api. Hangat-hangat ditempelkan pada bagian tubuh yang
memar.
4. Nyeri rematik sendi :
Akar kemuning dan akar tembelekan (Lantana camara) dicuci,
tambahkan 3 pasang kaki ayam. Semua bahan dipotong-potong
seperlunya Lalu tambahkan air secukupnya sampai terendam.
Semua bahan tersebut Lalu ditim. Hangat-hangat lalu airnya diminum
sekaligus.
5. Sakit gigi :
Minyak yang keluar dari kulit batang kemuning yang dibakar
diteteskan ke dalam gigi yang berlubang.
6. Melangsingkan badan :
Daun kemuning segar dan daun mengkudu (Morinda citrifolia)
masing-masing segenggam penuh dan temu giring sebanyak 1/2 jari
kelingking ditumbuk halus. Tambahkan 1 cangkir air masak sambil
diaduk merata. Peras dengan sepotong kain. Air yang terkumpul
diminum sekaligus pada pagi hari sebelum makan.
7. Radang buah zakar:
9 Daun kemuning segar sebanyak 60 g dan herba sambiloto
sebanyak 35 g dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai
airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali
sehari, masing-masing gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
8. Infeksi saluran kencing:
Daun kemuning segar sebanyak 35 g dicuci lalu tambahkan 3 gelas
air bersih. Rebus sampai airnya tersisa separonya. Setelah dingin
disaring dan diminum 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.
9. Datang haid tidak teratur :
Daun kemuning dan daun pacar kuku (Lawsonia inermis) masing-
masing bahan segar sebanyak 1/2 genggam, rimpang temulawak 1
jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas air
bersih Lalu direbus sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin
disaring, lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.
10. Kulit kasar
Daun kemuning segar sebanyak 30 g dicuci Lalu ditumbuk sampai
lumat. Tambahkan air bersih 1 gelas sambil diaduk rata. Bahan
tersebut lalu dilulurkan pada kulit sebelum tidur.
CATATAN :
- Di luar negeri sudah dibuat obat paten dengan nama Tongzhongling.
- Kapsul prolipid juga mengandung tumbuhan obat ini.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daun kemuning mengandung cadinene, methyl-anthranilate, bisabolene, P-earyophyllene, geraniol, carene-3, eugenol, citronellol, methyl-salicylate, s-guaiazulene, osthole, paniculatin, tanin, dan coumurrayin. Kulit batang mengandung mexotioin, 5-7-dimethoxy-8- (2,3-dihydroxyisopentyl) coumarin. Sedangkan bunga kemuning mengandung scopeletin, dan buahnya mengandung semi-ec-carotenone. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Infus daun kemuning dengan dosis 1.000 mg serbuk/kg bb mencit albino pada percobaan analgesik dengan bahan pembanding asetosal 52 mg/kg bb, memberikan efek analgesik (Pudjiastuti, dkk., Cermin Dunia Kedokteran No.59, 1989). 2. Infus daun kemuning dengan dosis 210 mg, 420 mg dan 840 mgl 200 g bb diberikan per oral pada tikus sesaat sebelum penyuntikkan 0,2 ml larutan karagenin 1 % dalam NACI fisiologis secara subplantar (zat pembuat udern buatan). Pada infus daun kemuning dengan dosis 840 mg/200 g bb menunjukkan efek anti-inflamasi mendekati natrium diklofenak dengan dosis 8 mg/200 g bb yang digunakan sebagai pembanding (Farida Ibrahim, Jubeini, Katrin, Rosrini, Jurusan Farmasi FMIPA Ul – warta Perhipba No.Lllll, Jan-Maret 1995). 3. Infus daun kemuning 10%, 20%, 30%, 40% sebanyak 0,5 ml pada mencit dapat menurunkan berat badan secara bermakna (Ika Murni Sugiarti, Jurusan Biologi FMIPA UNAIR, 1990).
http://iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=116
Tinggalkan komentar anda melalui form koment yang ada, untuk memberikan tanggapan mengenai Tanaman Obat Kemuning

Rosella



Rosella (Hibiscus sabdariffa) adalah jenis tanaman herbal yang dikenal sebagai tanaman permata dunia karena memiliki manfaat untuk pengobatan yang tinggi. Rosella di masyarakat Indonesia telah lama digunakan sebagai obat tradisional. Dan sekarang banyak pakar atau ahli kesehatan dunia yang melakukan penelitian tentang manfaat rosella untuk kesehatan.
Rosella mengandung banyak elemen penting baik untuk kesehatan.Kandungan dari masing-masing 100 g ekstrak Rosella adalah:
- Kalori 147,12 Kcal
- Lemak 0 g Jumlah
- Lemak jenuh (lemak jenuh) 0 g
- Kolesterol 0 mg-Sodium 21,89 mg
- Total Karbohidrat 36,64 g
- Serat 0 g-Gula 34,48 g
- Protein 0,14 g-Vitamin A 113,46 mg
- Vitamin C 214,68 mg
- Kalsium 13,06 mg

Bunga rosella kaya vitamin C & Beta-karoten. Dengan minum secara teratur dapat diperoleh dari keuntungan sebagai berikut:
- Menurunkan tekanan darah & kolesterol
- Menurunkan kadar gula darah bagi penderita diabetes
- Menetralkan/mengeluarkan racun dalam tubuh (detoksifikasi)
- Mengurangi panas dalam & sembelit
- Menetralisir asupan makanan berlemak
- Menyeimbangkan berat badan & menghaluskan kulit
- Mengatasi gangguan asam urat

Teh Rosella juga baik dikonsumsi untuk anak-anak dan orang dewasa serta dapat dijadikan sebagai minuman keluarga.

Kelopak bunga Rosella, rasanya enak, memiliki efek farmakologis yang bermanfaat seperti diuretik (melancarkan air seni), onthelmintic (membasmi cacing), antibakteri, antiseptik, antiradang, menurunkan panas, meluruhkan dahak, menurunkan tekanan darah, mengurangi kekentalan darah, dan menstimulasi gerak peristaltik usus. Daun, buah, dan bijinya juga berperan sebagai diuretik, antisariawan, dan pereda nyeri. Kelopak Rosella dapat mengatasi panas dalam, sariawan, kolesterol tinggi, hipertensi, gangguan jantung, sembelit, mengurangi resiko osteoporosis, dan mencegah kanker darah.

Rosella dengan nama Latin Hibiscus sabdariffa ini sedang naik daun. Padahal tanaman ini sudah lama ada di Indonesia. Dulu kelopak Rosella dikenal sebagai frambozen yang digunakan sebagai bahan pembuat sirup berwarna merah yang beraroma khas. Sekarang ini, kelopak Rosella dikenal sebagai bahan minuman dan disebut teh Rosella. Tanaman yang masih kerabat bunga sepatu ini banyak ditemukan sebagai tanaman pagar.

Rosella yang selama ini dikenal sebagai bunga, sebenarnya adalah kelopak buah. Karena bentuknya seperti bunga (terlebih jika telah dikeringkan), maka orang menyebutnya bunga Rosella.

Di Indonesia, penelitian tentang uji komponen zat gizi dan aktivitas antioksidan pada kelopak Rosella pernah diteliti oleh Ir. Didah Nurfaridah pada tahun 2005. Dalam penelitiannya, staf pengajar di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor ini menemukan bahwa kadar antioksidan yang terkandung dalam kelopak kering Rosella jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman kumis kucing dan bunga knop. Zat aktif yang paling berperan dalam kelopak bunga Rosella meliputi gossypetin, antosianin, dan glucoside hibiscin.

MENANAM ROSELLA
Pada prinsipnya tanaman Rosella dapat hidup di kondisi lahan, cuaca, serta suhu apapun, akan tetapi di setiap daerah yang berbeda akan menghasilkan warna yang berbeda pula. Rosella dapat hidup di ketinggian 0-900 m di atas permukaan laut. Rosella tumbuh baik di dataran rendah dengan ketinggian 0-500 m dpl. Pertumbuhan Rosella dapat optimal di kisaran 20-34 derajat celcius. Rosella merupakan tanaman semusim, hanya mengalami satu kali masa produktif. Batang Rosella akan tumbuh dari satu titik tumbuh. Batangnya tumbuh relatif tinggi yaitu 1-3 meter dan lebar bisa mencapai 2 meter.

Media Tanam
a. Lahan Terbuka
Dibuat alur/bedengan setinggi 15-20 cm. Tanah diberi pupuk kandang 2 kg/10 m2. Jarak tanam 1 x 1 m. Jika tanah subur maka rosela umumnya tumbuh setinggi 2-3 m dan lebar tajuk 1-1,5 m.

b. Polibag/pot
Untuk lahan yang sangat terbatas bisa menggunakan polibag dengan hasil tanam yang terbatas, biasanya tinggi pohon hanya mencapai 40-70 cm. Media polibag juga dapat dijadikan media penyiapan benih hingga berumur 1 bulan (15-20 cm).

Pembenihan (skala kecil/pemula)
Biji dibuat kecambah dengan cara direndam dalam air selama 24 jam dan ditutup dengan kapas basah selama 2-3 hari. Tanamlah biji yang telah menjadi kecambah langsung pada lahan yang telah disiapkan atau polibag. Basahi kapas setiap hari hingga semua biji berkecambah atau menyisakan biji tidak dapat berkecambah (biasanya sekitar 10 hari). Cara ini mengurangi kemungkinan rusaknya biji oleh serangga tanah atau pembusukan jika ditanam langsung, cara ini kurang efektif untuk penanaman skala besar.

BUNI









Pernahkah anda berkunjung ke suatu rumah dimana rumah tersebut terasa sejuk, asri dan teduh ? sekalipun rumah itu tanpa AC atau berada di dalam kota sekalipun. Jika kita pikirkan arti asri , bermakna arah pikiran kita teruju kepada warna hijau , yaitu warna rindangnya pepohonan , segarnya tanaman hias dan tanaman bermanfaat disekitar rumah.
Kita gunakan dulu daya imanijasi kita dalam membuat Rumah Asri dengan memilih jenis jenis tumbuhan / pepohonan yang cocok untuk rumah anda. Kami telah mencatat beberapa jenis pohon yang sangat cocok untuk ditanam di rumah , bahkan ada beberapa pohon masuk dalam kategori langka / perlu dilestarikan keberadaannya. Kita mulai membangun rumah asri dari memilih jenis tumbuhan

Rabu, 14 Maret 2012

TAPAK DARA


tumbuhan tapak dara
Uraian :
Tapak dara (Catharanthus roseus) banyak dipelihara sebagai tanaman hias. Tapakdara sering dibedakan menurut jenis bunganya, yaitu putih dan merah. Tumbuhan semak tegak yang dapat mencapai ketinggian batang sampai 100 cm ini, sebenarnya merupakan tumbuhan liar yang biasa tumbuh subur di padang atau dipedesaan beriklim tropis. Ciri-ciri tumbuhan Tapakdara : memiliki batang yang berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil, berkayu, beruas dan bercabang serta berambut. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau dan diklasifikasikan berdaun tunggal. Bunganya yang indah menyerupai terompet dengan permukaan berbulu halus. Tapakdara juga memiliki rumah biji yang berbentuk silindris menggantung pada batang. Penyebaran tumbuhan ini melalui biji.

JINTEN HITAM

Sejuta khasiat herba jinten hitam bagi kesehatan-Jinten hitam merupakan tanaman herbal yang tergolong rempah. Jinten hitam adalah tanaman herba yang berkhasiat sebagai obat tradisional, jinten hitam ini juga bisa disebut habatussauda. Tanaman ini sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat, bahkan terlah terpopuler di Dunia.
Tanaman herbal ini dimanfaatkan untuk obat tradisional yang telah dipasarkan dimana-mana, yang dibuat diwujudkan kapsul dan juga ada yang berwujud minyak, disebut minyak habatussauda.
 Sejuta Khasiat Herba Jinten Hitam Bagi Kesehatan
Jinten Hitam
Nah, jintan hitam atau habbatussauda yang dimaksud disini, sama sekali tidak mirip dengan jintan yang biasa digunakan untuk bumbu dapur tersebut, baik dalam bentuk, rasa, maupun kegunaannya. Karena itu, anda jangan sampai salah memahami dan mengira bahwa keduanya adalah sama.
Meski bentuknya kecil dan warnanya hitam, habbatussauda ternyata memiliki begitu banyak khasiat dan manfaat. Dan kalau ditelusuri dari sejarahnya, habbatussauda ini ternyata sudah dikenal dan dipakai oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu.

RUMPUT MUTIARA


Tanaman Obat : Khasiat Rumput Mutiara Sebagai Anti Kanker

rumput mutiara
Nama Umum : Rumput Mutiara , Pearl Grass
Nama Ilmiah : Hedyotis corymbosa (L) Lamk.
Famili : Rubiaceae

Diskripsi tumbuhan
Berupa tumbuha Herba rindang berserak, agak lemah, tinggi 15 – 50 cm, tumbuh subur pada tanah lembab di sisi jalan, pinggir selokan, mempunyai banyak percabangan. Batang bersegi, daun berhadapan bersilang, tangkal daun pendek/hampir duduk, panjang daun 2 – 5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di tengah.
Ujung daun mempunyal rambut yang pendek. Bunga ke luar dari ketiak daun, bentuknya seperti payung berwarna putih, berupa bunga majemuk 2-5, tangkai bunga (induk) keras seperti kawat, panjangnya 5 10 mm. Buah built, ujungnya pecah-pecah.
Kandungan kimia

PEGAGAN

Manfaat Tumbuhan Pegagan Bagi Kesehatan

tumbuhan pegagan
Terna liar, terdapat di seluruh Indonesia, berasal dari Asia tropik. Menyukai tanah yang agak lembab dan cukup mendapat sinar matahari atau teduh, seperti di padang rumput, pinggir selokan, sawah, dan sebagainya. Kadang-kadang di tanam sebagai penutup tanah di perkebunan atau sebagai tanaman sayuran (sebagai lalab), terdapat sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut. Pegagan merupakan terna menahun tanpa batang, tetapi dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10 cm – 80 cm, akar keluar dari setiap bonggol, banyak bercabang yang membentuk tumbuhan baru. Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 cm – 15 cm berbentuk ginjal. Tepinya bergerigi atau beringgit, dengan penampang 1 cm – 7 cm tersusun dalam roset yang terdiri atas 2 – 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna putih atau merah muda, tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bersama-sama keluar dari ketiak daun. Tangkai bunga 5 mm – 50 mm. Buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang 2 – 2,5 mm, baunya wangi dan rasanya pahit.

PURWOCENG

Purwoceng merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang dikenal berkhasiat sebagai obat perkasa kaum lelaki. Karena itu, Purwoceng juga mendapat sebutan ‘Viagra Jawa’. Kenapa bisa demikian?
Purwoceng sebenarnya tergolong tanaman langka, namun kini dapat diselamatkan dengan budi daya menggunakan metode kultur in vitro. Masalah budi daya Purwoceng ini pernah dipaparkan Ireng Darwati, mahasiswa S3 program studi Agronomi Institut Pertanian Bogor (IPB) saat mempertahankan disertasinya berjudul “Kultur Kalus dan Kultur Akar Rambut Purwoceng untuk Menghasilkan Metabolit Sekunder dan Harapan untuk Pengembangan Tanaman Purwoceng di Masa Mendatang,” di Kampus IPB Darmaga, Bogor (Suara Pembaharuan, 23/02/2007).

ASHITBA


Tanaman Ashitaba, juga disebut Don Qui, adalah asli pulau Hachijo, Jepang. Secara ilmiah, herbal ini disebut Angelica Keiskei, yang diperoleh melalui kata Latin "Angel," karena begitu mistisnya, yaitu efek dari herbal ini sangat luar biasa.
Tanaman Ashitaba telah digunakan selama berabad-abad di Timur. Catatan tertua menggunakan ramuan Ashitaba muncul dalam sebuah buku Cina ditulis oleh Dr Lee, yang diyakini telah hidup 1518-1593 M. Buku yang sama itu disalin ke dalam bahasa lain, seperti Inggris, Jerman, Latin dan Rusia.
Herbalis Amerika menggunakan Ashitaba sebagai obat yang dimakan. Daun dan akar dianggap sebagai diuretik, pencahar, dan herbal umur panjang, yang diduga untuk mempromosikan kesehatan dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes